TEMPO.CO, Denpasar - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mewartakan penukaran uang Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun emisi 2016 di daerah ini sudah mencapai Rp 50 miliar karena tingginya minat masyarakat memiliki uang baru itu.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Manajemen Intern, Komunikasi, dan Layanan Publik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Zulfan Nukman di Denpasar, Kamis, 19 Januari 2017, menjelaskan, penukaran uang baru itu salah satunya dilakukan melalui kas keliling.
Baca juga:
Bank Indonesia Gencar Sosialisasikan Uang Baru
Soal Palu-Arit di Uang Baru, Ini Langkah Menteri Sri Mulyani
Pengedaran uang baru itu dilakukan dengan memasok ke kantor kas titipan di Singaraja hingga mencapai Rp 3 miliar dan kas keliling ke beberapa kabupaten, di antaranya Karangasem dan Jembrana.
Tingginya penukaran uang NKRI tersebut diharapkan mewujudkan uang bersih atau clean money policy di masyarakat, sehingga uang lusuh dapat ditarik. Uang bersih itu juga diharapkan dapat meningkatkan citra pariwisata Bali yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
Besarnya penukaran uang baru juga karena gencarnya sosialisasi yang dilakukan BI kepada masyarakat dan perbankan, sehingga mereka antusias memiliki uang baru yang memuat 12 pahlawan nasional pada uang kertas dan logam tersebut. Sosialisasi juga dilakukan sekaligus untuk meluruskan sejumlah isu yang berkembang di masyarakat terkait dengan adanya persepsi sebagian pihak yang menyatakan uang baru, yang diluncurkan 19 Desember 2016, memuat gambar terlarang palu dan arit.
Menurut Zulfan, gambar tersebut bukan palu dan arit, melainkan gambar logo BI dengan teknik rectoverso, atau gambar saling isi apabila dilihat dari sudut berbeda sebagai salah satu bentuk pengamanan agar tidak mudah dipalsukan. Teknik ini telah diaplikasikan BI sejak 1998. Ia juga menegaskan bahwa uang NKRI dicetak oleh satu-satunya percetakan negara, yakni Peruri, bukan lembaga swasta seperti yang diembuskan dalam informasi di media sosial.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengedukasi petugas teller dan pelayanan nasabah bank umum terkait dengan fitur keamanan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia emisi tahun 2016. "Kami berharap edukasi ini dapat memberikan penghargaan kepada mata uang sendiri untuk mendorong berdaulatnya rupiah di negeri sendiri," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana saat membuka edukasi di Bank Indonesia di Denpasar, Rabu, 18 Januari 2017.
"Kami berikan pemahaman terkait dengan isu-isu hoax kepada frontliner perbankan sehingga ada pemahaman yang benar kepada nasabah," ujarnya.
ANTARA | S. DIAN ANDRYANTO
Simak:
Merah Putih Diberi Gambar, FPI: 100 Persen Bukan Milik Kami
Ridwan Kamil Bicara soal Desy Ratnasari di Pilgub Jabar