TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bertekad menekan angka kecelakaan penerbangan udara setelah resmi dilantik.
"Sebagai langkah awal, saya sudah memiliki program perencanaan yang transparan dan pengadaan barang atau alutsista," kata Hadi setelah dilantik Presiden Joko Widodo sebagai KSAU di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 18 Januari 2017.
Dengan demikian, ucap dia, seluruh kekuatan udara bisa terbang dengan aman sehingga terhindar dari kecelakaan penerbangan. "Itu yang akan benar-benar saya awasi, dan saya akan turun ke bawah."
Baca juga:
Resmi Menjadi KSAU, Ini Perjalanan Karir Hadi Tjahjanto
Hadi Tjahjanto Resmi KASAU, Pangkatnya Naik Bintang Empat
Hadi mengaku akan terus melaksanakan evaluasi. Temuan fakta-fakta di lapangan akan dijadikan sebagai satu koreksi, sehingga tidak akan terjadi kesalahan yang sama. Menurut dia, manajemen yang baik sangat penting. Sebab, dengan manajemen yang terkelola dengan baik, kecelakaan pesawat bisa dihindari. "Kalau kita memiliki manajemen yang baik, niscaya kecelakaan pesawat bisa dihindari," ujarnya.
Sekretaris Militer Presiden periode 2015-2016 itu juga akan melakukan peremajaan armada sesuai dengan rencana strategis (renstra) sampai dengan 2024. Sesuai dengan renstra 2024, dia akan melakukan satu peremajaan pesawat, yakni pesawat F5. Sebab, pesawat F5 sudah satu tahun tidak terbang. "Penggantinya itu apa, masih dalam perencanaan," kata mantan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan tersebut.
Ia juga akan berfokus pada rencana penambahan radar. Saat ini, radar pertahanan udara jumlahnya 20. Dengan renstra ketiga ini, akan ada penambahan 12 radar menjadi 32. "Kita harapkan tidak ada bolong-bolong lagi kalau ada pesawat yang melanggar," ucapnya. Penambahan radar rencananya dilakukan di Nusa Tenggara, Pontianak, Jayapura, dan Sumatera. "Kita sudah berencana sampai 2024, mudah-mudahan 32 radar sudah terpasang."
Hadi menegaskan zero accident sejatinya bisa terjadi jika seluruh tataran dari bawah ke atas bertanggung jawab. Karena itu, manajemen harus dibenahi, baik manajemen pengadaan barang, manajemen pembinaan latihan, maupun manajemen pengarahan dari atasan ke bawahan.
ANTARA