TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Pengajian Politik Islam (PPI), Hamdan Zoelva menegaskan keberadaan PPI tak ada hubungannya dengan afiliasi terhadap partai politik tertentu. Meskipun ia tak menampik berkaitan secara ideologis dengan partai-partai Islam.
“Organisasi ini independen. Membangkitkan kesadaran bersama di kalangan umat Islam pentingnya persatuan dalam politik dan ekonomi bagi pembangunan bangsa,” Kata Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2013-2015 ini.
Baca juga:
Apakah Itu Pengajian Politik Islam, Ini Kata Hamdan Zoelva
Mantan Ketua MK: Harapan 2017, Pengadilan Independen
Menurut Hamdan Zoelva, sebagai umat mayoritas di Indonesia, sikap toleransi pun dikedepankan PPI. “PPI membangun kesadaran bahwa umat Islam harus mengayomi minoritas, yang jumlahnya sedikit, dan sebaliknya yang jumlahnya sedikit itu juga harus menghormati tradisi yang mayoritas. Umat Islam harus menghormati keyakinan dan ibadahnya umat yang beragama lain, begitu pula sebaliknya, umat yang beragama lain harus pula menghormati keyakinan dan ibadahnya umat Islam,” kata dia.
Toleransi semacam itulah yang dikembangkan dalam PPI, berupa pengajian umum di seluruh Indonesia. “PPI akan terus membangun kesadaran umat Islam pentingnya kesalehan sosial yang tidak semata-mata kesalehan ritual,” kata Hamdan Zoelva kepada Tempo, Selasa malam, 17 Januari 2017.
Dan, ia menjelaskan maksud kesalehan sosial itu. Menurutnya merupakan aktualisasi nilai-nilai Islam dalam perilaku sosial dan hubungan antar-manusia dari seorang hamba. “Sedangkan kesalehan ritual yaitu aktualisasi ajaran Islam dalam bentuk ibadah kepada Allah,” katanya, menjelaskan.
Ajaran Islam mencakup dua aspek kehidupan manusia yaitu hubungan seorang hamba dengan Tuhannya dan hubungan seorang manusia dengan sesamanya dan lingkungannya. Itu sebabnya, pengembangan toleransi antar-sesama di bumi Indonesia harus terus disuarakan.
S. DIAN ANDRYANTO
Simak:
Herlina Kasim Wafat, Pending Emas Si Pembebas Irian Barat