Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pertahankan Camat Non-Muslim, Bupati Bantul Didukung Sultan  

image-gnews
Bupati Bantul Drs.H. Suharsono. wikipedia.org
Bupati Bantul Drs.H. Suharsono. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.COBantul - Langkah Bupati Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Suharsono, mengangkat Yulius Suharta, Camat Pajangan nonmuslim, mendapat dukungan dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Suharsono mengatakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mendukung keputusannya mengangkat Camat Pajangan itu. Menurut Suharsono, Sultan belum lama ini langsung meneleponnya setelah ia diprotes segelintir orang. “Intinya, Sultan mendukung keputusan saya. Banyak dukungan mengalir,” kata Suharsono kepada Tempo, Senin, 16 Januari 2017.

Baca juga:
Festival Pencak Silat Internasional Diikuti 15 Negara
Tidur Tengkurap Bikin Elastisitas Kulit Berkurang

Belum lama ini, sejumlah orang yang mengatasnamakan warga Kecamatan Pajangan mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul. Mereka beraudiensi meminta Bupati Bantul mencopot Yulius Suharta, yang dilantik pada 30 Desember 2016. Para pemrotes itu juga mendatangi kantor Bupati Bantul Suharsono. Mereka menolak dengan alasan Camat Pajangan tidak sesuai dengan psikologis masyarakat yang mayoritas beragama Islam.

Suharsono tidak lantas mencopot Camat Pajangan dan berjanji mengambil keputusan pada awal Februari 2017. Menurut Suharsono, dia mengangkat Yulius sesuai Undang-Undang Aparatur Sipil Negara. Keputusan itu ia ambil karena ia tidak menabrak aturan. Yulius juga diangkat karena punya kompetensi. Suharsono melibatkan tim dari Kepolisian Daerah DIY untuk mengetes psikologis Yulius dan dinyatakan lolos. Kriteria lainnya adalah kecerdasan, bagaimana ia bekerja, dan kepribadian Yulius. “Camat Pajangan memenuhi kriteria. Saya tidak ngawur,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain Sultan, Suharsono mendapat dukungan dari sejumlah tokoh keberagaman, organisasi non-pemerintah, dan kalangan akademikus. Wakil Koordinator Kaukus Pancasila Eva Kusuma Sundari berharap Bupati Bantul mempertahankan penunjukan Camat Pajangan sebagai bagian dari edukasi kepada masyarakat.

Bupati Bantul, kata Eva, tentu menunjuk camat itu sesuai konstitusi yang berlaku. Ia meminta Bupati tegas bersikap sebagai perwakilan negara yang harus berperan aktif menegakkan hukum di daerah. Kaukus mendukung kebijakan Bupati yang fair dan tidak berdasarkan suku, agama, dan ras. “Hukum Indonesia bukan berdasarkan agama,” tutur politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu ketika dihubungi melalui WhatsApp.

SHINTA MAHARANI 

Baca juga:
Taiwan akan Kawal Langkah Hukum ABK WNI Supriyanto
10 Negara Belajar Tata Kelola Minyak di Bojonegoro

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

13 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

15 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

21 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

21 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

23 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

25 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

28 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

30 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

36 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.