TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menekankan pentingnya rapat pimpinan TNI 2017 terkait dengan isu strategis. Rapim itu berlangsung di Markas Besar TNI sejak hari ini hingga 19 Januari nanti.
Isu strategis yang dimaksud Gatot sehubungan dengan rencana Presiden Joko Widodo berkonsentrasi pada potensi sumber daya di Indonesia. "Program-program presiden memanfaatkan konstelasi geografi kita, yaitu laut dan daratan," kata Gatot di gedung Gatot Subroto, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.
Jokowi, kata Gatot, mencanangkan Indonesia menjadi negara unggul dari sisi maritim. "Itu berarti memanfaatkan (potensi) permukaan, dalamnya, dasarnya, pantainya," ujar Gatot.
Ada pula rencana memperkuat sektor agraris di Indonesia untuk mendukung swasembada pangan. Gatot menekankan bahwa rencana pemerintah itu tak mudah terlaksana dan butuh dukungan semua instansi, tak terkecuali TNI. "Dalam kondisi ini TNI dan Polri harus solid. Satu visi membantu program pemerintah."
Menurut jenderal bintang empat itu, kompetisi global mengenai energi dan pangan sedang ketat, sehingga perlu kerja sama untuk mempertahankan potensi di Indonesia. "Program bagus ditakuti oleh negara lain. Kalau Indonesia maju (mereka) takut juga, kan," kata Gatot.
Pusat penerangan Mabes TNI sebelumnya memaparkan bahwa rapim berisi pemaparan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas TNI pada 2016. Ada juga evaluasi program kerja dan pengaturan anggaran, serta penyampaian pokok kebijakan Panglima TNI tahun 2017.
Rapim TNI diikuti oleh 184 peserta yang terdiri dari empat pimpinan TNI, 49 pejabat Mabes TNI, 52 pejabat TNI Angkatan Udara, 41 pejabat TNI Angkatan Laut, 26 pejabat TNI Angkatan Udara. Selain itu, hadir 12 peninjau, dan 57 perwira tinggi Polri.
YOHANES PASKALIS