INFO NASIONAL - Dengan kemajuan inovasi masa kini, Dosen Program Studi Internasional Relations di President University Kunthi Afrilinda Kusumardani meningkatkan metode pengajarannya dengan memanfaatkan teknologi turnitin.com. Portal turnitin.com adalah alat yang disediakan President University untuk mengumpulkan tugas mahasiswa, sehingga plagiarisme di kalangan mahasiswa dapat dicegah.
Selain portal turnitin.com, Presiden University juga menggunakan platform schoology atau kelas virtual. Melalui kelas virtual, mahasiswa dapat mengakses semua materi yang diberikan, lalu mendiskusikannya dan mengerjakan quiz.
“Mahasiswa sangat mengenal dan terkadang bergantung pada internet. Oleh karena itu, saya mencoba memberikan edukasi, informasi, pengetahuan, dan juga pengalaman yang bersifat aplikatif yang tidak bisa didapatkan di internet,” ujar Kunthi.
Sebagai dosen muda, Kunthi percaya pengajar yang disegani adalah yang berwawasan luas tetapi juga mendalam di bidang ilmunya. Dosen berusia 26 tahun ini percaya bahwa respect is earned and work both ways dapat diketahui dalam melalui proses belajar mengajar di kelas.
Kunthi mengakui dalam mengajar dia banyak mengimplementasikan pengetahuan yang didapatnya selama kuliah di luar negeri. Kunthi menyandang gelar MBA dari Cardiff Metropolitan University, United Kingdom pada tahun 2015. Sebelum kuliah di United Kingdom, President University adalah kampus tempatnya meraih gelar sarjana.
Kunthi pernah menjabat sebagai Bendara PUSC (President University Student Council) atau senat mahasiswa periode 2008-2009. Tahun 2012, dia lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,76. Tesisnya berjudul Indonesia's Foreign Policy in Addressing The Issue of People Smuggling dengan dosen pembimbing Prof. Anak Agung Banyu Perwita, PhD.
Kemudian anak kedua dari tiga bersaudara ini melanjutkan kuliah ke Cardiff Metropolitan University, United Kingdom. Dia sempat magang di Kementerian Luar Negeri, bagian Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata. Dari Kementerian Luar Negeri, Kunthi banyak mendapat informasi mengenai hubungan diplomatik antara Indonesia dengan berbagai negara untuk menjaga keamanan internasional.
Dia juga belajar mengenai isu terorisme, yang merupakan salah satu unit di KIPS (Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata), dan bagaimana cara menanggulanginya dilihat dari sisi diplomasi. Kunthi pernah menjadi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) Pilpres 2014 di KBRI London.
Kemudian, Kunthi kembali ke Indonesia dan menjadi dosen. Dia tertarik di dunia mengajar sejak magang menjadi asisten dosen di President University.
“Jadi sebelum lulus S2, saya sudah ditawari bekerja di President University, karena minat dan passion saya, maka saya putuskan untuk menjadi seorang dosen di almamater tercinta ini," kata lulusan SMA 8 Jakarta ini.
Karena pengalamannya di berbagai bidang itulah maka dalam mengajar Kunthi mengedepankan one way communication, men-challenge mahasiswa dalam setiap tugas presentasi, studi kasus, diskusi kelompok, quiz dan essay dengan feedback, dan debat. (*)