INFO JABAR - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan menyoroti fenomena kawin kontrak yang masih marak di daerah Puncak Bogor. Fenomena itu sangat meresahkan dan mengkhawatirkan. Selaku Ketua P2TP2A Provinsi Jawa Barat, Netty terus mengingatkan masyarakat bahwa tindakan seperti itu merupakan melawan hukum dan melanggar norma agama. Dampak sosial yang harus ditanggung ketika melakukan kawin kotrak, pastinya menimbulkan penyakit menular seksual, HIV dan AIDS bagi perempuan.
“Kawin kontrak ini menawarkan keindahan semu bahwa seolah-oleh menikah dan menghasilkan keuntungan besar. Biasanya usia pernikahan hanya terjadi sekitar dua minggu sampai satu bulan,” ujar Netty saat mengisi tausiyah di Tabligh Akbar DKM Masjid Atta'awun di Masjid Atta'awun Puncak Cisarua Kabupaten Bogor, Kamis, 12 Januari 2017.
Dalam acara bertema "Hikmah Maulid Nabi 1438 H" Netty mengungkapkan pragmatisme yang melanda masyarakat. Masyarakat cenderung tidak mau berusaha namun ingin memiliki penghasilan besar. Solusi persoalan ini, kata Netty perlu penanganan komprehensif dari berbagai pihak, baik penguatan kelembagaan dan edukasi di tengah masyarakat.
Netty berharap melalui peringatan Maulid Nabi, masyarakat Jawa Barat dapat meneladani Nabi Muhammad sebagai panutan bagaimana berumah tangga, pengasuhan dan interaksi sosial di masyarakat, hingga urusan bernegara.
Kaitannya dalam keluarga, sebagai orangtua harus memiliki keteladanan baik dalam ucapan, sikap dan perilaku. Karena bagaimanapun anak akan meniru dan mengimitasi yang dilihat dan dilakukan orangtuanya. Orang tua harus terus memantau perkembangan pendidikan anak, terutama maraknya pemakaian gadget di kalangan anak-anak.
Kemajuan teknologi memang tidak selamanya baik bagi anak-anak. Seperti kasus terbongkarnya sekitar 90 hingga 150 anak lelaki di prostitusi online di Bogor. Bahkan tahun lalu, P2TP2A Provinsi Jawa Barat menerima lima gadis remaja usia 15-18 tahun yang terlibat prostitusi online hasil penertiban Polisi. (*)