TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Demokrat Hadi Utomo meninggal dunia di usia 71 tahun pada hari ini, Ahad, 15 Januari 2017. Semasa hidupnya, Hadi Utomo dikenang sebagai orang yang membawa pengaruh besar bagi kemajuan Partai Demokrat.
Ketua Dewan Kehormatan Demokrat Amir Syamsuddin bercerita, melalui Hadi Utomo lah ia pertama kali bergabung dengan partai yang didirikan oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhohoyono itu.
"Orang yang pertama kali mengajak dan menghubungi saya untuk bergabung di Demokrat itu adalah beliau (Hadi Utomo) di tahun 2005. Dan saya sempat mendampingi beliau sebagai sekjen sampai dengan terselenggaranya pemilu 2009," kata Amir Syamsuddin kepada Tempo, Ahad, 15 Januari 2017.
Hadi Utomo sendiri merupakan suami dari Mastuti Rahayu, saudara kandung Ani Yudhoyono. Ini berarti kedekatan Hadi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terjalin karena keduanya merupakan menantu dari Sarwo Edhi Wibowo.
Meski demikian, bukan berarti karena status kekerabatannya dengan SBY menyebabkannya terpilih menjadi Ketua Umum Demokrat pada periode 2005-2010. Menurut Amir, terpilihnya Hadi Utomo murni karena dipilih oleh anggota partai dalam Kongress di Bali pada 2005 lalu.
"Bukan karena keluarga, karena Demokrat sangat terbuka. Meski beliau seiparan dengan pak SBY. Tapi jabatan beliau di Demokrat melalui proses yang sangat demokratis di Bali," ucap Amir.
Amir menambahkan, selama berkiprah di Demokrat, Hadi merupakan orang yang tidak terlalu rumit, sangat cepat dan singkat dalam mengambil keputusan. Melalui sikap itulah yang membuat Hadi berhasil membawa Demokrat di puncak keemasannya, dengan menduduki mayoritas kursi di parlemen dan memenangkan kursi presiden dalam pilpres 2009.
"Kami, Demokrat di DPR itu hampir 60 kursi. Sementara perolehan suara pak SBY sebagai presiden kalau tidak keliru itu lebih dari 70 persen pada waktu itu. Jadi ada dua kesuksesan dari demokrat di 2009-2010 itu, pemilihan legislatif dan pilpres sekaligus, itu di bawah kepemimpinan beliau (Hadi Utomo)," tutur Amir.
Selain itu, melalui ajakan Hadi untuk bergabung dalam bendera Demokrat juga mengantarkan Amir untuk masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II, dengan menggantikan Patrialis Akbar sebagai Menteri Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia. "Yang pasti Demokrat sangat kehilangan. Apalagi khususnya saya, diajak ke partai, dan ini sangat mengubah perjalanan hidup saya, bisa diberi kepercayaan di Kabinet," kata dia.
Amir tak mengetahui persis apa penyakit yang dialami oleh Hadi Utomo. Meski sebelum menghembuskan nafas terakhir, Hadi Utomo masih sempat menghadiri rapat-rapat internal partai, termasuk saat Demokrat menggelar rapat untuk pemenangan Agus Harimurti Yudhoyono maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. "Saya lihat beberapa waktu lalu beliau cukup bugar utk menghadiri acara dan kelihatan sudah sangat sehat," ucapnya.
Jenazah Hadi Utomo rencananya akan dimakamkan di kampung halamannya, di KLepu, Ungaran, Jawa Tengah. Jwnazah telah diberangkatkan dari rumah duka, Komplek Condet Baru Nomor B.6 Jalan Batu Ampar II, Condet, Jakarta Timur pukul 09.00 WIB.
DESTRIANITA