TEMPO.CO, Sleman - Selama tiga hari berturut-turut, Sleman diterjang puting beliung atau angin kencang. Ratusan rumah rusak, pohon tumbang,kandang ternak rusak, tempat usaha porak poranda, fasilitas umum rusak, juga tempat ibadah dan kendaraan tertimpa pohon roboh.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geogisika Yogyakarta memprakirakan, hujan lebat masih berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY, selama seminggu ke depan.
Baca juga:
Ratusan Rumah di Sleman Rusak Diterjang Puting Beliung
Hujan disertai angin kencang dan petir. "Suhu muka air laut masih hangat, sehingga penguapan menjadi awan pembentuk hujan, masih berlangsung," kata I Nyoman Sukanta, Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika DIY.
Januari dan Februari, kata dia, merupakan puncak musim hujan. Wilayah yang berpotensi hujan kategori tinggi, dengan hitungan 150 milimeter -300 milimeter per minggu, tersebar di Sleman. Yakni di Cangkringan, Turi, Pakem, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Kalasan, Depok, Mlati, Seyegan, Minggir, dan Berbah. Di Kulon Progo, ada di Samigaluh, Kalibawang, Lendah, Girimulyo, Kokap, Pengasih, Temon dan Galur.
Sedangkan di Gunungkidul, di Kecamatan Palian, Tepus, Rongkop, Panggang, Playen, Patuk, Ngilpar, Semin, Karang mojo, Ponjong, Wonosari dan Semanu. Dan di Bantul, ada di Imogiri, Bambanglipuro Piyungan, Sanden, Banguntapan, Pleret, Dlingo, Pandak, Pundong dan Kretek.
MUH SYAIFULLAH
Simak:
Soal TNI-Australia, Anggota Komisi I DPR Dilaporkan ke MKD
Pascabanjir Pasuruan, Perjalanan Kereta Api Masih Dibatasi