TEMPO.CO, Sleman - Gara-gara puting beliung menerjang Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 4,5 dan 9 Januari 2017, 327 unit rumah rusak. Angin kencang yang menyapu kecamatan Tempel, Mlati, Seyegen, dan Godean itu juga menewaskan satu orang dan melukai delapan orang.
"Nilai kerugiannya mencapai Rp 383,67 juta. Sekarang dalam tahap verifikasi rumah rusak," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Joko Supriyanto, Jumat, 13 Januari 2017. Iklim ekstrim, diprediksi masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
Puting beliung juga mengakibatkan banyak harta benda rusak. Di antaranya tujuh unit kandang ternak, tiga tempat usaha, lima fasilitas umum, enam fasilitas pendidikan, dan tiga tempat ibadah. Selain itu, enam kendaraan roda dua, dan tiga unit mobil rusak tertimpa pohon roboh.
Joko menjelaskan, sesuai Peraturan Bupati Nomor 114 Tahun 2016, bantuan bencana diberikan kepada warga yang menjadi korban, dan rumah rusak. "Tetapi tidak ada bantuan untuk kendaraan," ujar Joko.
Untuk rumah rusak berat, diberi bantuan maksimal Rp 12 juta. Rumah roboh paling banyak Rp 30 juta. Proses verifikasi, dilakukan tim, melibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, serta Dinas Kesehatan. "Bagi yang luka dan mempunyai jaminan kesehatan, dibiayai lembaga itu," kata dia.
Tercatat, lima ratusan pohon tumbang di Sleman. Pohon-pohon yang tumbang, didata dan akan diganti pohon yang cocok. Untuk itu, pemerintah berkoordinasi dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
MUH. SYAIFULLAH