TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan kekecewaannya dengan ditangkapnya Bupati Klaten Sri Hartini oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi jual beli jabatan. Ganjar mengatakan, seusai pilkada serentak di 17 daerah di Jateng pada 2015, seluruh kepala daerah yang terpilih dia antar ke KPK untuk mengikuti TOT (Training of Trainer) bukan untuk jadi sasaran OTT (operasi tangkap tangan).
“Untuk TOT, bukan untuk OTT (operasi tangkap tangan),” kata Ganjar saat melantik pejabat di Klaten, Kamis siang, 12 Januari 2017.
“Saya kira kita semua punya rasa malu. Malu sama Tuhan, malu sama rakyat,” kata Ganjar saat memberikan pidatonya di hadapan 720 pejabat baru di Pendopo Komplek Pemkab Klaten.
Baca: KPK Tangkap Bupati Klaten Sri Hartini
Ajaib! Nyaris 20 Tahun Dua Pasang Suami-Istri Kuasai Klaten
Menurut Ganjar, bukan hanya TOT di KPK yang ditempuh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menyadarkan para kepala daerah ihwal tugas mereka sebagai pelayan rakyat. “Disumpah sudah, (tanda tangan) pakta integritas sudah, latihan sudah bolak-balik, terus nganggo coro opo neh (pakai cara apa lagi),” kata Ganjar.
Ganjar berujar, saat KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap Bupati Klaten Sri Hartini dan tujuh orang lain pada Jumat pagi, 30 Desember 2016, dirinya sedang melantik seribuan pejabat baru Pemprov Jateng. Saat itu, Ganjar mengaku berkali-kali mengungkapkan rasa bangganya terhadap seluruh pejabat eselon II, III, dan IV di Provinsi Jawa Tengah. Sebab, mereka telah lolos dari proses seleksi terbuka tanpa praktik suap.
“Begitu keluar, saya ditanya wartawan. Apa tanggapan Anda dengan OTT di Klaten? Wuaaa, kesamber bledek saya (tersambar petir saya),” kata Ganjar disambut sorak dan tepuk tangan. Saat itu Ganjar mengaku sedih sekaligus kecewa. Dengan gaya bercanda, Ganjar mengaku sedih karena Klaten adalah daerah di mana dia meraih kemenangan mutlak saat pemilihan Gubernur pada 2013.
BACA: KPK Sita Uang Rp 3,2 Miliar dari Bupati Klaten
Ganjar menambahkan, operasi tangkap tangan oleh KPK di Klaten musti menjadi momentum bagi seluruh pejabat di Klaten untuk kembali pada marwahnya sebagai pelayan rakyat yang baik, jujur, kerja keras, dan anti pungli (pungutan liar).
Sebelum Ganjar berpidato, Pelaksana Tugas Bupati Klaten, Sri Mulyani, juga mengingatkan seluruh pejabat agar membiasakan hidup sederhana, tidak bermewah-mewahan. “Tinggalkan perilaku salah, praktik pungli, dan siap bekerja keras di atas kebenaran demi kepentingan rakyat,” kata Mulyani seusai mengukuhkan para pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) 2017.
Dari 720 pejabat yang dilantik, 21 orang dari eselon II seperti Sekretaris Daerah, para staf ahli Bupati, para Asisten Sekretaris Daerah, Kepala Dinas dan Badan, Inspektur Kabupaten, dan Kepala Satpol PP. Adapun sisanya pejabat eselon III sebanyak 143 orang (meliputi Kepala Kantor, Kepala Bagian Setda, Sekretaris Badan Dinas, Kepala Bidang dan Sub Bidang Dinas, Camat, dan Sekretaris Camat), 520 pejabat eselon IV (meliputi Kepala Seksi dan Sub Bidang), dan 36 pejabat fungsional.
DINDA LEO LISTY