Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UNESCO Kenalkan Batik Bermotif Relief Candi

image-gnews
Ilustrasi Batik. TEMPO/Aris Andrianto
Ilustrasi Batik. TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) Jakarta memperkenalkan batik bermotif relief candi sebagai situs warisan dunia di atrium Galeria Mal Yogyakarta.

Batik-batik itu ditampilkan dalam pameran bertajuk “Crossroad of Cultures: Bamiyan and Borobudur”, mengaitkan warisan budaya UNESCO yaitu Candi Borobudur di Indonesia dan Lembah Bamiyan di Afganistan. Pameran berlangsung pada 10 hingga 15 Januari 2017. Pameran yang sama juga akan digelar di Museum Kamawibhangga Candi Borobudur pada 20 Januari-2 Februari 2017.

Indonesia punya empat situs budaya dan empat situs alam yang masuk dalam daftar warisan dunia. Dalam pameran itu, pembatik menorehkan malam (tinta batik) pada kain batik menggunakan canting dalam pameran itu.

Baca juga:
Kebakaran Hutan Bisa Lebih Parah dari 2016, Ini Sebabnya
Hari Pertama Presiden Trump Diwarnai Pawai Wanita Cantik

Ada juga batik bermotif relief dekoratif Candi Borobudur, Pawon, dan Mendut produksi perajin. Motif relief ada yang berupa gambar gajah. Mereka yang ikut pameran merupakan perajin binaan UNESCO yang tinggal di sekitar candi.

Siti Rahayu, satu di antara anggota Kelompok Rumah Batik Borobudur yang mendapat pelatihan dari UNESCO. Setahun lalu, ia dan delapan anggota kelompok memperoleh modal dan pelatihan hingga menghasilkan produksi batik tulis bermotif relief candi. "Kami produksi kain batik motif relief Candi Mendut dan Pawon," kata Siti kepada Tempo, Rabu, 11 Januari 2017.

Batik-batik tulis produksi mereka dibawa ke sejumlah pameran dan galeri. Harganya paling murah Rp 400 ribu per kain. Produksi batik tulis memakan waktu yang lama dan prosesnya lebih rumit ketimbang batik cap. Kelompok Rumah Batik Borobudur per bulan hanya menghasikan dua kain.
Siti berujar, hasil pendampingan itu cukup membantu ekonomi warga yang tinggal di sekitar Candi Borobudur. Semula mereka tak punya kemampuan membatik atau bukan perajin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap setengah tahun mereka bisa menghasilkan rata-rata 20 kain batik di showroom yang berdiri di dekat Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Batik motif relief candi itu digemari turis asing dari banyak negara yang mampir berwisata di Candi Borobudur.

Baca juga:
Toleransi Umat Islam Kendur, Said Aqil: Harus Diatasi
Warga Lebih Pilih Kereta, Tol Semarang-Batang Bakal Sepi?

Fasilitator lapangan yang menjadi mitra UNESCO, Veronika Fajarwati, mengatakan ada empat kelompok perajin batik yang mendapat pendampingan dari UNESCO. Tiga di antaranya batik dan satu untuk jumputan.

Selain Rumah Batik Borobudur, kelompok perajin lain yang didampingi yakni batik tulis Dewi Wanu dari Desa Borobudur dan Wanurejo Kecamatan Borobudur, Magelang. Ada pula batik tulis Sojiwan di Kadipaten Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Juga ada kelompok Lapak Jumputan Candi Ijo di Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. "Kami fokus di kelompok perajin di Candi Borobudur dan Prambanan sebagai warisan dunia," kata Veronika.

Mereka dilatih untuk manajemen organisasi dan marketing. Misalnya bagaimana memasarkan batik di pameran-pameran. Lewat batik tulis itu, mereka berharap kekayaan relief situs warisan dunia bisa lestari, terjaga, dan dikenal luas oleh publik di berbagai belahan dunia.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

3 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

5 hari lalu

Senja di desa adat Waerebo, 28 April 2017. Desa adat Waerebo terletak di atas ketinggian 1200 Mdpl di Kabupaten Manggarai, NTT. ANTARA FOTO
Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

5 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Kota Kotor yang Tak Kumuh Sama Sekali di Montenegro, Salah Satu Kota Terbaik di Dunia

9 hari lalu

Kota Kotor di Montonegro. wikipedia.org
Kota Kotor yang Tak Kumuh Sama Sekali di Montenegro, Salah Satu Kota Terbaik di Dunia

Berbeda dengan definisi kotor di Indonesia, Kota Kotor di Montenegro menjadi salah satu kota terbaik di dunia versi Lonely Planet.


Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

10 hari lalu

Ir H Reguel Sidjabat (kiri) bersama Arsitek F. Silaban (tengah) pada saat pengerjaan Masjid Istiqlal. Dok. Keluarga Sidjabat
Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret. Berikut 8 arsitek ternama nasional dari Friederich Silaban hingga YB Mangunwijaya


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

14 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

20 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

22 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

22 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

27 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat