TEMPO.CO, Bojonegoro - Sektor pariwisata menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dengan jumlah kenaikan yang cukup besar. Pada 2015 masih sekitar Rp 378 juta. Sedangkan pada 2016 mencapai Rp 1.532 miliar, atau melonjak 305 persen. “Kami optimistis jumlahnya terus meningkat,” kata Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Heru Sugiharto, Rabu, 11 Januari 2017.
Menurut Heru, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro saat ini terus mengembangkan potensi wisata yang ada di daerah itu. Tak terkecuali wisata wisata alam dan agroindustri di desa-desa di 28 kecamatan di Bojonegoro.
Baca juga:
2 Kuntum Bunga Bangkai Mekar di Bengkulu
Lubuk Larangan untuk Menjaga Ikan Sungai di Jambi
Heru menyebutkan sejumlah obyek wisata yang menghasilkan pemasukan. Antara lain, Dander Water Park Rp 815 juta lebih, Kayangan Api atau Api Abadi Rp 428 juta lebih, Waduk Pacal Rp 97 juta lebih, Pesanggaran Tirtawana Dander Rp 105 juta lebih, Gedung Serba Guna dengan jumlah kontribusi Rp 87 juta.
Ada pula sejumlah obyek wisata yang mulai diminati pengunjung. Di antaranya wisata alam Tebbing Grogoland di Desa Ngunut, Kecamatan Dander. Pada 2016 lalu didatangi 2.200 pengunjung. Wisata Kedungmaor di Kecamatan Temayang didatangi wisatawan sebanyak 1.286 orang dan Watu Gandul didatangi 470 pengunjung.
Obyek wisata yang juga menjadi daya tarik pengunjung adalah kawasan wisata Negeri Atas Angin di Kampung Deling, Kecamatan Sekar, yang sudah dikunjungi 82.443 orang sejak April 2016. Kawasan wisata Agro Belimbing di Desa Ngringinrejo didatangi 129.600 orang. Wisata edukasi Gerabah di Desa Rendeng, Kecamatan Malo, didatangi 13.342 orang.
Simak:
Jokowi Targetkan Restorasi Gambut 400 Ribu Hektare
Ada pula obyek wisata religi Wali Kidangan didatangi 1.946 orang, Wisata sumur tua Migas Wonocolo di Kecamatan Kedewan didatangi 3.255 orang. Demikian pula agrowisata salak dan wisata edukasi Mojodeso didatangi masing masing 1.300 orang dan 300 orang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Bojonegoro Kusnandaka Tjatur mengatakan, Bojonegoro kini sedang bergiat mengembangkan program melek internet. Pada 2018 mendatang ditargetkan 430 desa dan kelurahan di 28 kecamatan wajib memiliki perangkat internet.
Pemandunya berada di Kantor Desa dan Kelurahan. Mereka bertugas mengelola website desa, blog desa atau juga portal. Tujuan pengembangan program melek internet sejalan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menerapkan prinsip keterbukaan informasi dan pelayanan.
Melalui program melek internet, masyarakat bisa mengetahui visi misi dan program pembangunan serta unggulan daerah. Potensi wisata di masing-masing desa dan kelurahan juga bisa dilihat dari internet. ”Melek internet seperti jendela informasi di desa,” ujar Kusnandaka, Senin, 10 Januari 2017.
SUJATMIKO