TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya akan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) terutama untuk pendidikan, infrastruktur, dan layanan kesehatan. Dari APBD sebesar Rp 8,5 triliun, belanja terbesar dialokasikan pada layanan pendidikan, yakni 24 persen atau Rp 2,04 triliun. Alokasi ini lebih tinggi dibandingkan amanat undang-undang yang mewajibkan anggaran pendidikan 20 persen.
Akan halnya sektor infrastruktur dan layanan kesehatan akan menerima 11 persen anggaran belanja. Masing-masing dua sektor itu akan mendapat anggaran sekitar Rp 935 miliar.
Untuk infrastruktur, beberapa proyek ditargetkan dibiayai dengan anggaran ini. “Di antaranya ialah pembebasan persil sebagai tindak lanjut penuntasan FR sisi barat dan Middle East Ring Road (MERR II X),” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji saat jumpa pers di Surabaya, Selasa, 10 Januari 2017.
Pengerjaan Frontage Road (FR) sisi barat dan jalan MERR II C ditargetkan tuntas tahun ini. MERR II C misalnya, dari total panjang jalan 6,25 kilometer, sepanjang 4,65 kilometer telah selesai. Sepanjang 1,6 kilometer berikutnya masih dalam proses pembebasan dan pengosongan lahan. Proyek lainnya adalah melanjutkan box culvert di Banyu Urip serta Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT).
Penyelesaian proyek jalan diprioritaskan karena dinilai paling dibutuhkan untuk menunjang perekonomian kota pimpinan Tri Rismaharini ini. “Jalannya diperbanyak supaya lalu lintas semakin lancar dan ekonomi masyarakat meningkat,” tutur Agus.
Baca Juga:
Kawasan cagar budaya yang juga diutamakan penyelesaiannya adalah Balai Pemuda dan Jembatan Petekan. Jembatan Petekan bakal dilengkapi dengan pintu air untuk mengendalikan banjir. “Dari jembatan ini akan diberi akses pintu air untuk mengendalikan banjir di sisi darat, saat air laut sedang pasang.”
Pemkot Surabaya juga berkomitmen membenahi sistem transportasi, terutama pengerjaan angkutan massal cepat (AMC) berupa trem. Trem, kata Agus, diharapkan bisa dimulai tahun ini sesuai arahan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. “Pak Menteri punya komitmen untuk memulainya tahun ini.”
ARTIKA RACHMI FARMITA