TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan kasus gizi buruk masih ditemui di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Ada 8,8 persen balita kurus yang tercatat dalam Data Pemantauan Status Gizi (PSG) Kabupaten Batang pada 2016. Jumlah itu setara dengan 936 dari total 60.341 balita di daerah itu.
Untuk daerah Jawa Tengah, terdapat 9,6 persen balita yang berada pada kategori kurus. “Keadaan di Kabupaten Batang saat ini memang ada perbaikan, tapi masih ada catatan, masih ada anak yang kurang gizi,” kata Nila dalam keterangan tertulis, Senin, 9 Januari 2017.
Baca juga:
Gempa 5,5 SR Guncang Padang, Warga Pesisir Cemas Tsunami
Menurut Nila, kasus gizi buruk di Batang melebihi rata-rata Provinsi Jawa Tengah. Angka rata-rata di Kabupaten Batang yang kurang gizi sebesar 19 persen, sedangkan angka rata-rata di Jawa Tengah 16 persen. Mengawali 2017, Nila akan lebih serius menangani permasalahan gizi dengan memberikan makanan tambahan untuk mengendalikan gizi. Makanan tambahan di Batang tak hanya diberikan kepada balita kurus, melainkan kepada ibu hamil dan anak sekolah.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2010 menyatakan standar batasan untuk masalah gizi dibagi dalam 3 kategori, yaitu balita gizi kurang (underweight) 10 persen, balita pendek (stunting) 20 persen, dan balita kurus (wasting) 5 persen.
Nila mengatakan perbaikan gizi, baik untuk ibu hamil, balita, maupun anak sekolah dasar, dilakukan agar anak-anak itu menjadi berkualitas. Diharapkan pula mereka tumbuh menjadi anak yang pandai dan cerdas. "Sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara kuat di masa mendatang," kata Nila.
Hari ini, Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek melakukan kunjungan ke Batang. Sebanyak 200 ibu hamil, 460 anak sekolah dasar, 289 balita, dan aparat pemerintahan berkumpul di lapangan Desa Klidang Lor untuk mendengarkan amanat Jokowi. Pemerintah menginginkan Indonesia bisa berkompetisi dengan negara lain dengan modal sumber daya manusia. Caranya, dimulai dari anak yang masih dalam kandungan ataupun yang masih sekolah. Diharapkan, dalam 10 atau 20 tahun mendatang, Indonesia menjadi bangsa unggulan.
DANANG FIRMANTO
Simak:
Menteri Khofifah: E-Warong Lebih Sakti Dari Dimas Kanjeng