TEMPO.CO, Subang - Kepala Kepolisian Resor Subang, Jawa Barat, Ajun Komisaris Besar Yudhi Sulistianto Wahid, mengatakan proses penyelidikan kasus meninggalnya Bonek—julukan suporter Persebaya Surabaya—di Pagaden, Subang, tidak dilanjutkan. "Kami nyatakan ditutup," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 9 Januari 2017.
Menurut dia, kasus tersebut ditutup karena aktor utama yang menyebabkan para Bonek meninggal diduga akibat menenggak minuman oplosan, ikut tewas. "Yang meracik minuman oplosan itu tiga Bonek yang meninggal paling duluan," ucap Yudhi.
Tiga Bonek yang meninggal lebih dulu ialah Brian Adam Firdaus, Hasrul alias Foka, dan Rudi. Mereka tewas pada Sabtu, 7 Januari 2017. Disusul Nazif pada Sabtu, pukul 24.00, dan Syahrul, Ahad pagi, pukul 05.00. Setelah itu, Cahya Kurniawan alias Wawan, tewas pada Ahad, 8 Januari 2017, pukul 14.10, setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Ciereng, Subang.
Baca juga:
Bonek Korban Minuman Keras Bertambah Jadi Tujuh Orang
Adapun Bonek yang tewas terakhir adalah M.Yunus. Dia meninggal saat dalam perjalanan pulang ke Sidoarjo, Jawa Timur. "Jadi, data terakhir, total Bonek yang meninggal itu jadi tujuh orang," kata Yudhi menjelaskan.
Sedangkan Anton dan Aditya Purnama alias Adot yang masih dalam perawatan, termasuk jenazah Wawan, sudah dipulangkan ke Sidoarjo, Ahad petang, pukul 18.45.
Ihwal dugaan penyebab tewasnya tujuh Bonek karena minuman oplosan oleh Singgih, salah seorang Viking—julukan suporter Persib Bandung—di Kecamatan Compreng, Yudhi membantahnya. "Singgih itu hanya sebagai tuan rumah saja. Singgih juga ikut jadi korban," tuturnya.
Menurut Yudhi, sesuai hasil pemeriksaan terhadap para Bonek yang selamat, pelaku peracikan minuman oplosan yang kemudian merenggut tujuh nyawa Bonek itu adalah Brian, Harrul, dan Rudi. Soal dari mana mereka mendapatkan minuman beralkohol itu, Yudhi belum bisa mematikannya. "Nanti kami tanya Singgih jika sudah sehat," ucapnya.
Singgih masih dirawat intensif di sebuah klinik di Compreng dan masih dalam kondisi lemah. Adot, korban over dosis yang selamat, saat masih dirawat di Rumah Sakit Ciereng menuturkan pertemanan kakaknya, Brian, dengan Singgih sudah berlangsung lama.
Bahkan Brian yang memesan disiapkan minuman beralkohol dan oplosannya itu kepada Singgih. "Kakak saya memang suka minum minuman oplosan," ujar Adot. "Tapi, saya sekarang kapok."
NANANG SUTISNA