TEMPO.CO, Bandung - Peserta Gerakan Nasional 1000 Startup Digital di Bandung banyak yang berminat pada sektor agrikultur. Selain itu mereka juga tertarik dengan gaya hidup dan pendidikan.
Selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 7-8 Januari 2017, panitia memberikan pelatihan di ruangan gedung Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung. Sejumlah mentor berbagi materi tentang Design Thinking, Business Model, dan Market Validation. Penggagas Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Yansen Kamto, ikut membagikan pengalaman dalam memilih calon rekan kerja yang tepat agar startup bisa sukses.
Ketua mitra organisasi Gerakan Nasional 1000 Start up Digital di Bandung, Adrian Hafizh mengatakan, mayoritas peserta adalah kalangan mahasiswa dari berbagai kampus dan jurusan. “Pendaftar 70 persen mahasiswa, ada yang iseng juga serius,” katanya di sela acara pelatihan, Minggu 8 Januari 2017.
Dari 900-an peserta yang pendaftar pada November 2016, kini telah tersaring 108 orang yang terbagi dalam 33 tim. Panitia kemudian akan menetapkan 20 orang peserta startup yang akan menjalani masa inkubasi selama tiga bulan hingga produk startup digital mereka dipakai orang. “Investor akan kami hubungkan dengan mereka,” kata Adrian.
Terkait tema agrikultur yang banyak digemari peserta startup, menurut Adrian, sektor ini cukup menggiurkan dan punya banyak calon investor. Sejauh ini, masih ada kemungkinan tema dan jenis startup yang dirancang peserta bisa berubah.
Salah seorang peserta, Azalia Shafira mengatakan, bersama tiga orang anggota lainnya merancang startup tentang informasi beasiswa kuliah. Sementara tim lain misalnya mencari solusi ketiadaan pemandu di suatu lokasi wisata. “Kalau kami ingin membuat platform yang menjembatani antara mahasiswa dan pemberi beasiswa,” kata mahasiswi Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB itu.
Ide tersebut berlatar dari masih sedikitnya informasi beasiswa di sejumlah kampus. “Asumsinya banyak beasiswa tapi mahasiswa bingung mendapatkannya,” kata perempuan berusia 19 tahun tersebut. Namun sebelum mewujudkan aplikasi digital, kata Azalia, mereka antara lain harus menggali permasalahannya secara dalam, juga validasi pasar.
ANWAR SISWADI
Baca juga:
Spekulan Raup Untung dari Pedasnya Harga Cabai