TEMPO.CO, Surabaya - Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII Jawa Timur Suprapto menyatakan akreditasi institusi perguruan tinggi swasta (PTS) di Jawa Timur mengalami peningkatan pada 2016 dibandingkan dengan 2015.
"Lima PTS mendapat akreditasi A. Jumlah ini naik dari 2015, yakni hanya tiga PTS di Jawa Timur yang mendapat akreditasi A," katanya di Surabaya, Minggu, 8 Januari 2017.
Secara nasional, terdapat 15 PTS yang memperoleh akreditasi A. Lima di antaranya ada di Jawa Timur, yaitu Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Kristen Petra, Universitas Surabaya, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), dan STIE Perbanas Surabaya.
Hal yang sama juga terjadi pada akreditasi program studi (prodi), terutama prodi terakreditasi A dan B. Pada 2016, prodi terakreditasi A meningkat 25 persen dari 73 prodi pada 2015 menjadi 88 prodi pada 2016. Sementara prodi terakreditasi B mengalami peningkatan 28 persen dari 584 menjadi 749 di 2016.
Selain peningkatan kapasitas institusi, Suprapto mengatakan terjadi peningkatan kualitas pendidikan dosen. Pada 2016 terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Untuk kualifikasi doktor, terjadi peningkatan 12 persen dari 1.226 pada 2015 menjadi 1.367 pada 2016.
Demikian juga pada kualitas magister, peningkatannya 26 persen dari 10.102 pada 2015 menjadi 12.715 pada tahun ini. Selain itu, terjadi penurunan signifikan terkait dengan dosen yang berkualiifikasi S1, dari 5.072 pada 2015 menjadi 2.993 pada 2016.
"Ini tentu menggembirakan. Lulusan S1 tidak layak menjadi dosen sehingga harus melanjutkan lagi ke S2 untuk menjadi dosen. Saya berharap tahun ini bisa mengurangi jumlah dosen S1," tuturnya.
Sementara itu juga terjadi peningkatan jumlah mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Dari 349 pada 2015 menjadi 1.025 pada 2016, yakni naik 194 persen. Pada 2017, Kopertis akan bertransformasi menjadi lembaga layanan pendidikan tinggi (L2Dikti). Ketika menjadi L2Dikti, nantinya, Kopertis tak hanya terbatas melayani PTS, melainkan bisa melayani perguruan tinggi negeri (PTN). "Kami saat ini menunggu keputusan dari Jakarta," ucapnya.
ANTARA