TEMPO.CO, Pacita - Lebih dari 10 ribu warga nahdliyin dari berbagai daerah di Jawa Timur berikrar kesetiaan terhadap konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Acara ini dihadiri Komandan Resort Militer (Danrem) 081/Dhirotsaha Jaya Madiun Kolonel Inf Piek Budiakto, mewakili Pangima Kodam V Brawijaya Mayor Jenderal I Made Sukadana.
Sejumlah tokoh dan ulama Jawa Timur hadir dalam acara yang berlangsung di Pantai Pancer Door, Kabupaten Pacitan, Minggu, 8 Januari 2017, tersebut. Salah satunya Ketua Pimpinan Wiayah NU Jaawa Timur KH Hasan Mutawakil Alallah.
Baca: TNI Akui Latih FPI Bela Negara
Apel dimulai pukul 08.00 WIB. Diawali dengan upacara bendera dan dilanjutkan dengan yel-yel semangat warga nahdliyin serta maklumat dukungan NU terhadap konsep bernegara NKRI serta Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
"Ini menjadi komitmen kebangsaan NU. Di tengah indikasi adanya gerakan yang tidak menerima dan mempertanyakan pilar-pilar kebangsaan, masih ada generasi muda Indonesia yang cinta negerinya. Masih ada kader-kader bangsa yang siap membela Tanah Air-nya, masih ada kader-kader Nahdlatul Ulama yang selalu siap berikrar setia membela NKRI," kata Hasan Muttawakil Alallah.
Baca: Penjelasan TNI Soal Latihan Bela Negara dengan FPI
Hasan Muttawakil mengatakan, cinta Tanah Air merupakan bagian dari jihad fisabilillah. Selain menjadi ajaran Nabi Muhammad SAW, menurut Hasan, jihad membela Tanah Air juga meruoakan teladan yang selalu diajarkan para pendiri NU.
"Bukti dan contoh (teladan) itu adalah dengan dicetuskannya resolusi Jihad. Atas nama kehormatan diri sebagai umat beragama, sebagai bangsa Indonesia dalam melawan penjajah yang akan merampas kemerdekaan RI saat itu (1945)."
Hasan Muttawakil menegaskan, semangat resolusi jihad itu tetap dijaga NU hingga sekarang."Oleh karena itu, jangan diragukan lagi. Sampai kiamat, Nahdlatul Ulama akan terus menjaga pilar-pilar kebangsaan. Ini merupakan implementasi dari keimanan (Nahdliyin)," ujar Hasan Muttawakil.
Kolonel Inf Piek Budiakto menyatakan, apel kebangsaan memiliki nilai strategis dalam situasi bangsa seperti saat ini. Banyaknya ujian terhadap komitmen membangun pluralisme dan toleransi, di antaranya dengan maraknya pemaksaan paham keagamaan tertentu serta ancaman paham komunisme, semangat persatuan sangat dibutuhkan.
"TNI sangat berharap tumbuhnya pola pikir, sikap, dan tindakan komponen anak bangsa yang memiliki komitmen teguh terhadap persatuan bangsan dan tetap tegaknya NKRI," kata Piek Budiakto yang menyampaikan pesan Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal I Made Sukadana.
Menurut Piek Budiakto, peran strategis NU telah ditunjukkan dalam komitmennya turut mengawal NKRI yang mengedepankan sikap politik kebangsaan yang dilandasi nilai-nilai tawasud, tawazun, tasamuh, i'tidal, dan amar ma'ruf nahi munkar.
Arubaidi, Wakil Ketua PWNU Jatim sekaligus Ketua Apel Kesetiaan NKRI, mengatakan ini digelar NU untuk meneguhkan komitmen dukungan terhadap NKRI. Sebab, fenomena politik belakangan memuncul wacana yang mempersoalkan konsep bernegara di Indoensia dan penerapan sistem pemerintahan kekhalifahan ala Timur Tengah menjadi alasan NU menggelar aksi spontan apel kesetiaan NKRI tersebut.
"Kami ingin mengingatkan kepada seluruh elemen bangsa, bahwa siapapun apakah itu komunitas masyarakat muslim, nonmuslim, atau berbasis kelompok suku etnis dan lain sebagainya, NKRI adalah sebuah konstruksi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang sudah menjadi keputusan final para pendiri bangsa, dari lintasagama, etnis dan budaya yang harus tetap dijaga," kata Arubaidi.
ANTARA