TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Agung Sampurno mengungkapkan alasan lambatnya proses permohonan paspor di beberapa kantor imigrasi. Berdasarkan data statistik pada 3-5 Januari 2017, telah terjadi peningkatan jumlah pemohon paspor di beberapa kantor imigrasi.
Agung menuturkan peningkatan itu terjadi signifikan, yaitu sejumlah 58.802 pemohon. Jumlah tersebut meningkat 54 persen dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama, yaitu 32.020 pemohon.
“Peningkatan jumlah pemohon ini berdampak pada derasnya arus data yang masuk ke Pusat Data Keimigrasian,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Sabtu, 7 Januari 2017. Dengan demikian, alasan itu yang mengakibatkan terganggunya proses permohonan paspor.
Agung mengatakan pihaknya telah melakukan upaya untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Beberapa kantor imigrasi melakukan pembatasan permohonan sehingga arus data yang masuk lebih bisa dikendalikan.
“Saat ini sedang dilakukan upaya mengatasi permasalahan padatnya arus data yang masuk ke Pusat Data Keimigrasian pada Direktorat Jenderal Imigrasi,” kata Agung. Namun, ia memastikan, untuk mekanisme pembayaran paspor melalui Sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Online (Simponi) sejauh ini berjalan lancar.
Sebelumnya, pada Kamis lalu, sistem aplikasi untuk pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Klas I Jakarta Pusat sempat lumpuh total. Saat itu, Kepala Kantor Imigrasi Klas I Jakarta Pusat Tato Juliadin Hidayawan menyebutkan Simponi di kantornya terkendala sehingga ada pembatalan pengurusan sejumlah formulir.
Sistem Informasi PNBP Online (Simponi) adalah sistem billing yang dikelola Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan untuk memfasilitasi pembayaran atau penyetoran PNBP dan penerimaan non-anggaran.
Simponi memberikan kemudahan bagi wajib bayar untuk membayar PNBP dan penerimaan non-anggaran melalui berbagai channel pembayaran, seperti teller (over the counter), anjungan tunai mandiri (automatic teller machine/ATM), electronic data capture (EDC), dan Internet banking.
DANANG FIRMANTO