TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan box culvert di kawasan di Jalan Sidotopo Wetan, Kecamatan Simokerto, Jumat 6 Januari 2017. Lokasi tersebut sebelumnya selalu padat lalu lintas dan juga menjadi langganan banjir ketika musim hujan.
"Dulu kawasan ini selalu banjir ketika musim hujan," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika meresmikan box culvert Jalan Sidotopo Wetan.
Lalu lintasnya juga macet karena jalannya cuma satu jalur. Di atas saluran airnya lalu dibangun box culvert. "Kami kerjakan empat tahun," kata Risma. Menurut dia, selama ini kawasan Jalan Sidotopo Wetan hanya memiliki satu jalur jalan dengan dua lajur yang difungsikan dua arah (utara-selatan). Sehingga, kemacetan terjadi hampir setiap hari karena volume kendaraan yang cukup padat. Selain itu, saluran air yang tepat berada di samping jalan acapkali tidak mampu menampung kapasitas air hujan yang berlebih sehingga menyebabkan banjir.
Baru ketika pembangunan box culvert yang dilakukan Pemkot Surabaya sejak 2012-2016, masalah kemacetan lalu lintas dan banjir di kawasan padat hunian penduduk tersebut teratasi. Selama empat tahun, sudah terbangun sepanjang 1.756 meter yang terdiri dari dua jalur jalan. Satu jalur masing-masing ke arah utara dan selatan dengan masing-masing memiliki dua lajur.
Risma menuturkan pembangunan sistem drainase di kawasan tersebut tidak mudah. Butuh anggaran yang cukup besar yakni sebesar Rp105,078 miliar. Ini karena sanitasinya yang kurang bagus. "Investasinya besar sekali. Terutama untuk membenarkan sanitasi. Yang ini akan kami selesaikan dulu dan nanti ini (pengerjaannya) belok ke arah Tenggumung Lor," dia menjelaskan.
Kabid Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Syamsul Hariyadi mengatakan pembangunan box culvert di Jalan Sidotopo Wetan tersebut memiliki dua fungsi. Selain untuk konversi saluran dari irigasi menjadi drainase guna mengatasi genangan air, juga untuk menambah kapasitas jalan sehingga melancarkan arus lalu lintas di sana.
"Harapannya, perekonomian warga di sini bisa meningkat karena lalu lintas sudah lancar dan tidak lagi banjir," kata Syamsul.
Syamsul menambahkan, selain melakukan konversi fungsi saluran, Pemkot juga menambah kapasitas saluran dari 1,5 meter menjadi tiga meter. Saluran drainase tersebut memiliki catchment area terdiri dari saluran Sidotopo Wetan, Kedungmangu, Tenggumung, dan Sidoyoso.
Menurut dia, pembangunannya cukup lama karena anggarannya dibagi seluruh Surabaya. Sehingga pembangunannya bertahap 300 meter, "sampai totalnya mencapai 1.756 meter," ujarnya.
ANTARA