TEMPO.CO, Jakarta - Jembatan darurat yang dipasang untuk menggantikan sementara Jembatan Kodo yang terputus akibat diterjang banjir Bima sudah dapat dilalui kendaraan umum. Jembatan darurat Kodo ini sudah bisa dilalui sejak kemarin, Selasa, 3 Januari 2017.
Pembangunan jembatan darurat Kodo sebenarnya telah selesai pada 31 Desember 2016. Namun jembatan itu baru bisa dilewati kemarin setelah melalui beberapa tes.
“Harus kami tes serta ditambah railing dan portal, jadi bisa dilalui setelah proses itu," kata Nikmatullah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam siaran pers, Rabu, 4 Januari 2017.
Awalnya, pembangunan jembatan darurat itu ditargetkan dilaksanakan selama sembilan hari. Namun ternyata waktu pengerjaannya lebih cepat tiga hari.
Jembatan darurat yang dipasang memiliki lebar 3,5 meter dan panjang 10 meter. Sebelumnya, jembatan Kodo memiliki panjang 12 meter dan lebar 7 meter.
Pembangunan jembatan permanen akan segera dilakukan pada 2017. “Untuk permanen kami sudah ajukan untuk menggunakan jembatan rangka baja. Nantinya akan dilakukan pengadaan menggunakan anggaran sisa lelang 2017,” ujar Nikmatullah.
Jembatan Kodo 1 terputus akibat menumpuknya sampah di pilar jembatan yang menahan laju air. Kombinasi volume air yang besar dan sampah tersebut mendorong dan merusak pilar sampai putus.
Jembatan Kodo 1 berada di jalur utama distribusi logistik dari Bima menuju Nusa Tenggara Timur melalui Pelabuhan Sape. Putusnya jembatan tersebut mengganggu pasokan logistik ke Nusa Tenggara Timur, terutama memasuki tahun baru kemarin.
MAYA AYU PUSPITASARI