Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenapa Politik Dinasti Dinilai Bikin Lambat Pembangunan?

image-gnews
Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah saat melantik wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie. TEMPO/Aditia Noviansyah
Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah saat melantik wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.COJakarta - Ketua Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan pemerintah daerah dengan sistem politik dinasti banyak merugikan masyarakat. Sebab, pembangunan di daerah yang menggunakan sistem politik dinasti cenderung berjalan lambat.

Ray mencontohkan pemerintahan daerah Banten. Menurut dia, dibandingkan dengan daerah lain, pembangunan di Banten bisa dikatakan tertinggal. "Padahal dengan Jakarta hanya sepelemparan batu. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah-nya pun enggak kecil," katanya di Restoran Fame Est, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Januari 2017.

Daerah yang APBD-nya tidak sampai Rp 1 triliun, kata Ray, mampu memberikan pelayanan kesehatan yang memadai serta pendidikan gratis. Namun, di daerah yang masih ada politik dinasti, pelayanan-pelayanan seperti itu malah belum tersedia.

Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Apung Widadi mengatakan pemerintah yang menganut politik dinasti sulit memenuhi pelayanan kepada masyarakat karena kebutuhan “bagi-bagi” duit anggaran jauh lebih besar.

"Dibandingkan dengan Surabaya, alokasi anggaran untuk birokrasi di daerah dinasti bisa 50 persen. Di Surabaya 40 persen. Di DKI malah kecil, 29 persen," kata Apung.

Selain anggaran untuk birokrasi, belanja barang di daerah dengan politik dinasti juga cenderung tinggi. Penyebabnya, kata Apung, pemerintah tak lepas dari penentuan pemenang tender yang ditentukan. "Soalnya dibagi-bagi. Seleksinya juga enggak terbuka untuk pengadaan barang," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apung menekankan literasi politik masyarakat harus kuat. Tujuannya agar masyarakat tidak mudah diarahkan dan tidak memilih pemimpin yang mempunyai hubungan oligarki kuat. Sebab, korupsi dan dinasti politik adalah hal yang tidak terpisahkan.

MAYA AYU PUSPITASARI

Baca juga:
Penulis Jokowi Undercover Terancam Bui 6 Tahun
Ajaib! Nyaris 20 Tahun Dua Pasang Suami-Istri Kuasai Klaten

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

6 hari lalu

Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani. Foto: Istimewa
Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

Pandangan pengamat politik perihal isu pencalonan anak Ketum PAN dengan Ridwan Kamil di Pilgub DKI 2024.


UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

31 hari lalu

Presiden Joko Widodo mengamati kebun tebu Temugiring PTPN X Batankrajan,  Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat 4 November 2022. Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau tebu varietas unggul terbaru (tebu NX-04) yang diharapkan dapat mewujudkan swasembada gula dalam lima tahun ke depan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

UGM dan UI kembali "menjewer" Jokowi Terbaru adalah Kampus Menggugat dan Seruan Salemba, Berikut poin-poin tuntutan mereka.


Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

33 hari lalu

Ilustrasi: Tempo/Dianka Rinya
Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

Politik dinasti Jokowi kembali disorot setelah Gibran jadi cawapres, Bobby Nasution niat maju Gubernur Sumatera Utara, pun Kaesang dan Erina Gudono.


Ketua BEM Unri: Politik Dinasti Merusak Demokrasi, Rencana Jahat yang Diatur dengan Baik

35 hari lalu

Ketua BEM UNRI atau Universitas Riau, Muhammad Ravi. Foto: Istimewa
Ketua BEM Unri: Politik Dinasti Merusak Demokrasi, Rencana Jahat yang Diatur dengan Baik

Ketua BEM Unri Muhammad Ravi menyoroti berbagai dugaan kecurangan Pemilu 2024 dan penyelewengan konstitusi. Ini katanya.


Lonjakan Suara PSI Disorot, Begini Kisah Kaesang 2 Hari Jadi Anggota Langsung Jabat Ketua Umum PSI

45 hari lalu

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep saat melakukan pertemuan di kawasan Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 3 Februari 2024. Presiden Joko Widodo meyakini PSI bisa mendapatkan kursi di DPR RI pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Lonjakan Suara PSI Disorot, Begini Kisah Kaesang 2 Hari Jadi Anggota Langsung Jabat Ketua Umum PSI

Perolehan suara PSI dalam Sirekap KPU melonjak sejak Jumat, 1 Maret 2024 menuai sorotan. Begini kisah Kaesang menjabat Ketua Umum PSI.


Ditolak PTUN Jakarta, TPDI akan Gugat Lagi Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

15 Februari 2024

Presiden Joko Widodo
Ditolak PTUN Jakarta, TPDI akan Gugat Lagi Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

Gugatan nepotisme Jokowi yang dilayangkan Perekat Nusantara dan TPDI tidak diterima PTUN Jakarta


Tak Hanya dari Kampus, Jokowi Mendapat Kritikan dari Banyak Komunitas dan Aliansi, Termasuk Komunitas Utan Kayu

10 Februari 2024

Komunitas Utan Kayu menyampaikan maklumat kepada Presiden Joko Widodo yang dibacakan oleh Ayu Utami, Goenawan Muhamad, Tosca Santoso, dan Andreas Harsono di Komunitas Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Jumat, 9 Februari 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Tak Hanya dari Kampus, Jokowi Mendapat Kritikan dari Banyak Komunitas dan Aliansi, Termasuk Komunitas Utan Kayu

Jokowi banjir kritikan bukan hanya dari kampus tapi juga dari berbagai komunitas dan aliansi masyarakat sipil. Terakhir, dari Komunitas Utan Kayu.


Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

8 Februari 2024

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). TEMPO/ Gita Carla
Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

GMNI buka suara soal kondisi demokrasi politik di Indonesia saat ini. Dia mendesak agar Presiden Joko Widodo tidak terlibat kampanye.


Sebelum Gelar Pernyataan Sikap, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Mengaku Diintervensi

5 Februari 2024

Sejumlah Sivitas Akademika dan Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyampaikan pernyataan sikap di Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 5 Februari 2024. Sivitas Akademikan dan Alumni UIN Syarif Hidayatullah menyampaikan pernyataan sikap bertajuk
Sebelum Gelar Pernyataan Sikap, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Mengaku Diintervensi

Namun hal itu tidak menyurutkan langkah mahasiswa UIN Ciputat itu untuk tetap bersuara menolak politik dinasti yang saat ini tengah ramai.


Terpopuler: Gagasan Anies Baswedan Libatkan Aktivis Lindungi Pekerja Migran, Mengapa Sri Mulyani Temui Megawati?

5 Februari 2024

Foto kombinasi (dari kiri) Calon presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menyapa awak media saat tiba di lokasi menghadiri Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu, 4 Januari 2024. Para capres tiba bersama pasangan dan bahkan mengajak anak mereka. ANTARA/Aprillio Akbar
Terpopuler: Gagasan Anies Baswedan Libatkan Aktivis Lindungi Pekerja Migran, Mengapa Sri Mulyani Temui Megawati?

Berita terpopuler: Gagasan Anies Baswedan melibatkan aktivis melindungi pekerja migraine, mengapa Sri Mulyani temui Megawati Soekarnoputri?