TEMPO.CO, Jakarta - Apa kata Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri soal imigran pekerja Cina yang masuk di Indonesia.. Berikut ini lanjutan wawancara Tempo dengan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri. Rabu lalu, 28 Desember 2016, Hanif mendadak datang ke PT Huaxing, yang berlokasi di Jalan Narogong Kilometer 20, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca: Imigrasi Ciduk 76 Pelacur Cina Saat Malam Tahun Baru
Ia mendapati 38 orang-orang asal Cina yang ternyata semuanya legal. Namun 18 orang dari mereka terindikasi melanggar izin kerja. Hanif diwawancarai oleh Sunudyantoro, Dewi Suci Rahayu, Hussein Abri, Andi Ibnu, dan Indri Maulidar dari Tempo ihwal isu pekerja asal Cina ini di rumah dinasnya di Jakarta, Sabtu, 31 Desember 2016.
Mengapa Anda begitu marah kepada tenaga kerja asing itu?
Saya agak keras di situ karena ini bukan kali pertama. Kalau dibandingkan dengan TKI ketika terkena razia, mereka harus menurut. Di Malaysia itu disuruh duduk, jongkok, dan berbaris. Saya enggak begitu. Saya cuma minta mereka duduk berkumpul supaya mudah berkomunikasi. (Dalam video yang beredar, Menteri Hanif terlihat membentak-bentak sejumlah pekerja asing ada di sebuah ruangan).
Anda minta mereka untuk duduk, benarkah begitu?
Mereka hilir mudik ke sana ke mari saat kami datang. Tiba-tiba ada yang menelepon, keluar ruangan. Saya cuma minta mereka duduk. Seorang yang sedang menelpon saya sentuh tangannya dan saya minta untuk duduk. Dia mengelak, tangannya dikibaskan. Saya langsung dorong (punggungnya). Karena dia bereaksi begitu, saya marah. Saya langsung ingat TKI ketika bermasalah di luar negeri. Mereka kalau disuruh duduk ya duduk, jongkok ya jongkok. Mereka mengikuti perintah dan menunjukkan dokumen izinnya.
Baca: Wawancara Eksklusif 1, Jokowi dan Tenaga Kerja Cina
Apakah mereka tahu bahwa Anda seoarang menteri?
Mungkin karena kultur. Saya minta maaf kalau yang begitu dianggap berlebihan. Bagi saya itu hal masih tetap manusiawi. Saya juga enggak minta yang aneh-aneh, saya cuma minta mereka duduk.
Apa di antara mereka ada yang mengerti ucapan Anda?
Kan ada translatternya. Yang saya tunjuk-tunjuk itu malah mengerti Bahasa Indonesia walaupun terbata-bata. Di akhir acara, saya sampaikan kepada mereka bahwa pemeriksaan seperti ini biasa terhadap tenaga kerja asing. Indonesia ini negara terbuka, orang asing boleh bekerja di Indonesia selama mematuhi peraturan. Di akhir pertemuan mereka tepuk tangan.
Bagaimana sebenarnya keberadaan tenaga kerja asing asal Cina?
Kalau disebut jumlah tenaga kerja asal Cina 10 juta itu fitnah. Tenaga kerja Cina itu ada. Tapi di media sosial diputarbalikkan dan sudah dilebih-lebihkan kemudian dibungkus dengan informasi atau angka-angka yang hoax.
Kalau bicara tenaga kerja asing ilegal di semua negara ada. Tapi kuncinya adalah sikap pemerintah. Sikap kami jelas tegas terhadap yang ilegal. Imigrasi hampir tiap hari menolak orang asing. Ini bagian dari sikap tegas pemerintah untuk mengendalikannya.
Kasus penangkapan tenaga kerja asal Cina di Bandara Halim bagimana?
Itu kejadian April lalu. Setelah kami periksa, empat orang mempunyai izin kerja. Seddangkan satu orang tidak. Dari empat yang berizin, ada penyalahgunaan izin. Coba warga Indonesia yang ditangkap di Malaysia, bisa mencapai 10 ribu orang.
Apakah setiap investasi dari Cina, tenaga kerjanya harus dari sana?
Ya pasti enggak semua. Kalau dibawa semua namanya pengusaha goblok. Karena tidak masuk akal dari segi bsinis. Enggak mungkin dibawa semua. Apalagi di negara tujuan gajinya lebih besar. Tapi, juga tidak mungkin tidak bawa orang sama sekali. Misalnya dalam tahap konstruksi dari 5.000 orang yang dibawa hanya 500 orang. Sisanya warga lokal. Nah, begitu konstruksi selesai mereka dipulangkan, lalu sisanya ekspat saja kira-kira 50-100 orang.
Ada aturan untuk membatasi jumlah pekerja asing yang boleh dibawa?
Itu tidak ada. Yang ada kualifikasinya, syarat-syaratnya yang harus dipenuhi. Syarat jabatan, kompetensi, wajib alih teknologi, harus bayar US$ 100 per orang per bulan langsung ke kas negara melalui bank. Bayangkan investor bawa pekerja asing dengan digaji Rp 15 juta per bulan plus US$ 100, apa enggak bangkrut mereka.
Soal isu tenaga asing sempat dibahas di rapat kabinet. Apa pesan Presiden?
Intinya masyarakat harus dikasih tahu bahwa faktanya tidak begitu (jumlah tenaga asing asal Cina 10 juta). Jangan sampai termakan berita-berita hoax karena tidak sesuai dengan faktanya. Makanya kami sampaikan kepada publik bahwa faktanya pekerja Cina ada, tapi bukan abal-abal. Fokus kami supaya masyarakat tidak resah.