TEMPO.CO, Kendari -Ini kreativitas dari Sulawesi Tenggara. Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara membangun sarana wisata atau hiburan di kawasan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Puuwatu. Bentuknya wahana permainan flying fox, meluncur turun dari ketinggian dengan seutas tali.
Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kendari Tin Farida, di Kendari, Senin, 2 Januari 2017 mengatakan pihaknya membangun dua unit flying fox dengan panjang 200 meter untuk orang dewasa. Satunya lagi panjang lintasan 50 meter untuk anak-anak.
"Pembuatan flying fox satu paket dengan pembuatan gazebo di bagian atas tempat meluncur, dan di bagian bawah tempat mendarat," ujar Tin Farida.
Menurutnya, pembangunan flying fox menghabiskan anggaran sekitar Rp200 juta bersumber APBD 2016.
"Selain berfungsi sebagai pengendali pencemaran, TPA Sampah Puuwatu bisa berfungsi sebagai sarana edukasi dan wisata bagi semua kalangan. Itu menjadi alasan pembangunan flying fox," kata dia.
Pemkot Kendari, kata Tin Farida, menyulap salah satu titik di kompleks pembuangan sampah menjadi tempat wisata. Ini untuk mengubah stigma bahwa TPA sampah itu identik dengan kotor, busuk, dan lain sebagainya.
"Kami undang siapa saja yang ingin menyaksikan kawasan TPA sampah Puuwatu. Ini bisa disebut terobosan dan inovasi di bawah bimbingan Wali Kota Kendari," katanya.
Tin mengaku saat ini, TPAS Puuwatu menjadi rujukan pemerintah kabupaten/kota lain di Indonesia, yang ingin mengembangan pengelolaan pembuangan akhir sampah. "Sudah sekitar 60 perwakilan Pemda yang datang studi banding. Terutama cara pengelolaan kawasan sampah di Puuwatu. Bahkan, ada yang datang dari luar negeri," dia menjelaskan.
ANTARA