Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pesantren Jadi Pusat Akulturasi Budaya dan Agama  

image-gnews
REUTERS/Cheryl Ravelo
REUTERS/Cheryl Ravelo
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Ketua Lembaga Seni Budaya (Lesbumi) Nahdlatul Ulama Kiai Haji Agus Sunyoto menyatakan pesantren merupakan pusat akulturasi budaya dan agama Islam. Dia mengatakan sejumlah kitab yang diajarkan di pesantren menggunakan bahasa ibu, seperti kitab tafsir Al-Jalalain, kitab tafsir Al-Quran terkenal.

Kitab yang disusun Jalaluddin al-Mahalli pada 1459 ini diterbitkan di Beirut, Lebanon. Kitab ini diterjemahkan dengan tulisan Arab berbahasa Jawa. Para kiai sepuh, ucap dia, mengajarkan dengan cara menembang.

"Mengaji dengan tembang, seperti tembang Jawa," ujarnya dalam Rembug Budaya bertema “Menemukan Kembali Indonesia”, Kamis 28 Desember 2016.

Bahkan, tutur dia, para kiai juga berdoa dengan bahasa Jawa. Sebagian doa berbahasa Arab. Pesantren menjadi pusat pendidikan akulturasi budaya. "Jika bertemu dengan Islam fundamentalis, dianggap menghina Al-Quran," kata Agus, yang juga pengasuh Pesantren Global. Lantaran berlatar belakang pesantren, banyak santri yang bersikap toleran terhadap budaya setempat. Menurut dia, NU yang menggelorakan Islam Nusantara dinilai tepat karena mengangkat budaya Nusantara.

Baca juga:
Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Tender Terbuka
Polisi Usut Ultraman dan Power Ranger Menolak Semen Rembang

"Islam Nusantara berbeda dengan Islam di Arab sana," ucapnya. Padahal Islam bukan Arab dan Arab belum tentu Islam. Dia mencontohkan Palestina. Sekitar 40 penduduk negara itu beragama Kristen. Agus berujar, Indonesia didirikan dengan dasar agama, termasuk kitab negara Kertagama yang ditulis berdasar keyakinan agama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, penari Didik Ninik Thowok menjelaskan, kesenian, terutama tarian di Nusantara, dipengaruhi agama. Ia mencontohkan, tarian di Bali dipengaruhi agama Hindu, tarian Jawa dipengaruhi kejawen, dan tarian Aceh dipengaruhi agama Islam. "Jadi, dalam menari, ada tata cara dan adab yang harus diikuti," tuturnya.

Dia mengatakan Indonesia sangat kaya akan kesenian, tradisi, dan budaya. Dia mengaku sejak kecil menari berperan sebagai penari perempuan dan tak ada yang mempersoalkan. Namun saat ini justru dipersoalkan, sehingga mempengaruhi waktu dia tampil di publik.

"Membuat saya takut, padahal tradisi menari perempuan juga ada di India," ucap penari yang sempat belajar menari di India tersebut.

EKO WIDIANTO

Baca juga:
Tampilan Makeup Non-Glitter untuk Acara Tahun Baru Anda
AHY Bicara Soal Hunian Terapung, Begini Pendapat Ahok


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

3 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi


Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

18 hari lalu

Nasi pecel. Cookpad
Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

Apa saja makanan khas Kota Malang yang patut untuk dicoba?


Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

18 hari lalu

Wahana bianglala di Alun-alun Batu Kota Malang pada malam hari, Senin, 15 Juli 2019. TEMPO/Abdi Purmono
Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

Seperti kebanyakan kota di Indonesia, Kota Malang mengalami pertumbuhan dan perkembangan setelah kedatangan pemerintah kolonial Belanda.


Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

53 hari lalu

Delegasi MAN 2 Kota Malang pada Istambul Youth Summit 2024. Kemenag
Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Jawa Timur, akan mengirim 18 siswa mengikuti Istanbul Youth Summit (IYS) 2024.


Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

14 Februari 2024

Ilustrasi TPS. Dok TEMPO
Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

Sejumlah TPS di Kota Malang kekurangan surat suara untuk Pilpres 2024. Proses pemungutan suara pun dihentikan.


Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

8 Februari 2024

Isra Miraj artinya perjalanan yang dilakukan Nabi SAW di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa untuk bertemu Allah SWT. Ini sejarahnya. Foto: Canva
Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

Untuk memeriahkan Isra Miraj petang ini, berikut link twibbon untuk media sosial anda.


Eksplorasi Pesona Alam dan Budaya, Ini 5 Desa Wisata Terbaik di Jawa Timur

1 Februari 2024

Kampoeng Heritage Kajoetangan (Kampung Kayutangan) sejak tanggal 22 April 2018 ditetapkan sebagai kawasan warisan budaya (heritage) oleh Pemerintah Kota Malang
Eksplorasi Pesona Alam dan Budaya, Ini 5 Desa Wisata Terbaik di Jawa Timur

Jawa Timur memang jagonya dalam pengembangan desa wisata, berikut 5 desa wisata yang wajib Anda cantumkan dalam daftar perjalanan Anda.


7 Tempat Wisata Di Malang yang Murah Meriah dan Seru untuk Dikunjungi

28 Agustus 2023

Pantai Tiga Warna, Malang, Jawa Timur. TEMPO/Amston Probel
7 Tempat Wisata Di Malang yang Murah Meriah dan Seru untuk Dikunjungi

Berikut ini tempat wisata di Malang yang murah dan menarik untuk dikunjungi


Kisah Awal Klub Sepak Bola Arema FC

12 Agustus 2023

Logo Klub Liga 1, Arema FC.
Kisah Awal Klub Sepak Bola Arema FC

Tak terasa Arema sudah berusia 36 tahun sejak didirikan 11 Agustus 1987. Ini sejarah singkat Arema FC yang lahir untuk menyatukan arek-arek Malang


Wali Kota Malang ke Beijing, Ajak Pengusaha China Kembangkan 'Silicon Valley'

11 Juni 2023

Wali Kota Malang Sutiaji (dua kiri) didampingi Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Beijing Tutuk SH Cahyono (kiri) berbincang dengan pengusaha China di KBRI di Beijing di sela-sela kunjungannya ke China, (10/6/2023). ANTARA/M. Irfan Ilmie
Wali Kota Malang ke Beijing, Ajak Pengusaha China Kembangkan 'Silicon Valley'

Wali Kota Sutiaji mengajak pengusaha dan akademisi China untuk bersama-sama mewujudkan 'Silicon Valley' di Malang.