TEMPO.CO, Mataram - Gempa 6,6 skala Richter menggoyang Kota Mataram dan sekitarnya pada Jumat, 30 Desember 2016, pukul 06.30 Wita. Episentrum gempa berada di 9,37 Lintang Selatan dan 118,63 Bujur Timur atau 59 kilometer barat laut Sumba Barat dengan kedalaman 91 kilometer.
Dua-tiga kali goyangannya menggegerkan semua warga di lingkungan Arong-Arong Timur, Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Hampir semua warga berhamburan ke jalan untuk menghindari kemungkinan adanya musibah yang lebih besar.
Warga setempat, Mahyam, 60 tahun, yang sedang belanja di dalam Toko Hajah Sakma, merasa digoyang-goyang. ''Lho, kok begini,'' katanya. Hajah Sakma sendiri menengok ke luar tokonya. Dia melihat semua warga menengok ke atas melihat atap rumah dan bentangan kabel telepon yang bergerak terkena goyangan gempa tersebut.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto, gempa ini akibat aktivitas lempeng di selatan Indo-Australia yang menyusup masuk lempeng Euro-Asia. ''Karena kedalamannya menengah, gempa dirasakan mulai Karang Asem, Bali, Lombok, Sumbawa, hingga Bima,'' ucapnya.
Getaran dirasakan variatif, bergantung pada kedekatan lokasinya. Kepala Stasiun Meteorologi di Bandara Sultan M. Salahudin, Bima, Daryatno, menyebutkan, di tempatnya, gempa dirasakan dengan kekuatan III-IV MMI. ''Saya sempat berlindung di bawah meja kerja,'' ujarnya.
Menurut dia, tidak hanya bergetar, lantai kantor tempatnya berada saat gempa juga sepertinya mau retak. ''Mobil yang diparkir pun seperti bergerak maju-mundur,'' tuturnya.
SUPRIYANTHO KHAFID