TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi bencana di Indonesia pada 2017 masih akan didominasi bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi yang masih akan mendominasi meliputi banjir, tanah longsor, dan puting beliung.
"Perkiraan sekitar 90 persen dari kejadian bencana selama 2017 didominasi bencana hidrometeorologi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis, 29 Desember 2016, di kantor BNPB, Jakarta.
Sutopo mengatakan puncak bencana hidrometeorologi akan berlangsung selama Januari hingga Februari 2017.
Berdasarkan data BNPB, sebanyak 63,7 juta jiwa penduduk Indonesia di 315 kabupaten dan kota terpapar bahaya banjir dengan skala sedang hingga tinggi. Sementara jumlah penduduk yang terpapar dari bahaya longsor sedang-tinggi mencapai 40,9 juta jiwa di 274 kabupaten dan kota.
Meski masih mendominasi, BNPB memprediksi ancaman banjir, tanah longsor, dan puting beliung pada 2017 akan turun. Sebab, berdasarkan prediksi BNPB, curah hujan selama bulan Januari hingga Maret terhitung normal.
Sutopo juga mengatakan, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada 2017 diprediksi tidak akan ada penguatan fenomena El Nino. Sehingga pada 2017 tidak akan terjadi kemarau yang sangat kering. Begitu pula dengan fenomena La Nina, diprediksi tidak ada penguatan sehingga tidak ada magnitude bencana hidrometeorologi.
Adapun El Nino adalah fenomena yang menyebabkan curah hujan menurun sehingga menimbulkan kekeringan. Sementara La Nina adalah fenomena yang menyebabkan curah hujan meningkat.
DENIS RIANTIZA | GG