TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Masinton Pasaribu, mengatakan penggunaan media sosial tahun ini memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Dia menilai banyak informasi yang disebar tanpa didasari data dan fakta yang benar.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menduga ada upaya yang sistematis dalam penyebaran informasi di media sosial. "Paket black issue yang digunakan untuk menciptakan rasa ketidakadilan dan ketidakpercayaan," katanya dalam diskusi Refleksi 2016 DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 29 Desember 2016.
Baca:
Ini Cara Polisi Lacak Jejak Pembunuh di Pulomas
Pembunuhan Sadistis Pulomas, Ramlan Butarbutar Residivis Depok
Kronologi Penangkapan Pembunuh Sadistis di Pulomas
Pelaku Pembunuhan Sadis Pulomas Sudah 6 Kali Merampok
Sepanjang 2016, kata Masinton, setidaknya ada tiga isu yang berkembang di media sosial. Pertama, soal dugaan adanya 10 juta tenaga kerja asing asal Cina yang datang ke Indonesia. "Padahal pemerintah sudah sampaikan jumlahnya enggak segitu, malah di bawah 100 ribu orang," ujarnya.
Selain itu, paket black issue lainnya adalah kebangkitan paham komunisme di Indonesia dan isu-isu primordial yang menjurus pada konflik SARA. "Semua sangat sistematis, masif, terorganisasi, dan menjadi viral," tuturnya.
Adapun anggota Komisi Informasi DPR dari Fraksi Partai Golkar, Bobby Adhityo Rizaldi, berharap ada ketegasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menindak situs-situs penyebar hoax. "Kominfo kan galak, tutup situs porno, teroris. Apakah mereka mampu monitor ini atau enggak?" ucapnya.
AHMAD FAIZ