TEMPO.CO, Bandung - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung meluncurkan inovasi baru, yakni akta kelahiran Braille, di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Rabu, 28 Desember 2016.
”Jadi ini akta standar kelahiran nasional, kita dampingi dengan akta bertuliskan Braille,” kata Kepala Dinas Popong W. Nuraeni saat ditemui seusai peluncuran, Rabu pagi.
Popong menambahkan, pembuatan akta kelahiran Braille sudah direstui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri. “Kita tidak semena-mena begitu saja punya ide langsung buat. Kita lapor Pak Dirjen, dan ternyata tidak keberatan, berkenan,” katanya.
Popong mengklaim inovasi akta kelahiran Braille keluaran Pemerintah Kota Bandung adalah yang pertama di Indonesia. Menurut dia, akta kelahiran Braille ada kemungkinan didorong ke tingkat nasional untuk nantinya diterapkan di seluruh Indonesia.
”Kami bisa cetuskan akta Braille ini pertama di Indonesia. Nanti mungkin akan diteruskan ke tingkat pusat untuk lebih lanjut untuk bisa bantu teman-teman berkebutuhan khusus di Indonesia,” ucapnya.
Di tempat yang sama, I Gede Suratha, Sekretaris Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, membenarkan pernyataan Popong. Menurut dia, akta kelahiran Braille merupakan wujud nyata kehadiran negara hadir untuk memfasilitasi masyarakat berkebutuhan khusus.
”Negara harus hadir pada semua lapisan masyarakat. Tidak hanya yang melek saja, tapi bagi yang tidak beruntung juga mendapat perlindungan negara. Ini adalah langkah awal inovasi baru. Jika ini tidak ada kendala, baik dari sisi regulasi maupun teknis, kita akan kembangkan di seluruh Indonesia,” tuturnya.
I Gede menambahkan, jika nantinya diterapkan dalam di Indonesia, akta kelahiran Braille akan menyasar 3,2 juta penduduk Indonesia penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. “Agar tata cara penulisan Braille itu juga berfungsi sama dengan yang lain, kita atur di Permendagri,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengapresiasi kinerja Disdukcapil Kota Bandung dalam menghadirkan inovasi akta kelahiran Braille. Untuk saat ini pihaknya menargetkan 700 ribu anak di Kota Bandung akan memiliki akta kelahiran Braille.
”Dengan begitu, warga tunanetra bisa mendapat pelayanan yang lebih dengan dokumen yang sesuai dengan dunia tunanetra. Kita targetkan Bandung ada 700 ribuan anak,” tuturnya.
Adapun Ridwan Kamil mengatakan akta kelahiran Braille bisa didapatkan saat anak lahir di rumah sakit.
PUTRA PRIMA PERDANA