TEMPO.CO, Minahasa - Presiden Joko Widodo bersama rombongan Menteri Kabinet Kerja menghadiri perayaan Natal Nasional di Gedung Wale Ne Tou Tondano di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Ada peristiwa unik yang terjadi saat Presiden memberikan sambutan di hadapan ribuan jemaat.
Berbekal dari pemberitaan media lokal, Jokowi bertanya kepada hadirin apakah ada yang bernama Mona. "Saya baca koran, Mona ini mau ketemu saya. Mana orangnya, suruh ke sini," kata Jokowi, Selasa, 27 Desember 2016. Hadirin pun riuh mencari-cari sosok Mona.
Sambil menunggu kehadiran Mona, Jokowi melanjutkan sambutannya. Dia kemudian meminta hadirin yang bekerja sebagai petani naik ke panggung. Mengaku sebagai petani, seorang pria bernama Sefikir Punuh menyambut panggilan Presiden. "Pak Fikir, saya minta (sebutkan) Pancasila. Saya mau tahu petani hafal tidak," kata Jokowi.
Jemaat pun kembali riuh. Tak disangka, Fikir dipaksa menyebutkan Pancasila sebanyak tiga kali. Pasalnya, dia tak hafal betul isi Pancasila. Namun, Presiden berusaha memotivasinya. "Kalau di sana mudah, tapi kalau naik panggung bisa lupa semuanya," ucap Jokowi. Gedung Wale Ne Tou Tondano pun ramai dengan sorak-sorai hadirin.
Tak mau melihat pulang tanpa hasil, Presiden pun menuntun Fikir mengingat kembali bunyi lengkap Pancasila. "Sudah. Ada sepeda di belakang, nanti diambil," kata Jokowi.
Berikutnya, Presiden meminta warga yang bekerja sebagai nelayan di Danau Tondano ikut kuis lagi di panggung. Jokowi menantang pria bernama Yance menyebutkan tiga jenis ikan yang ada di Danau Tondano. Tak perlu usaha keras bagi Yance menjawab tantangan tersebut. "Namun, pertanyaannya bukan itu (soal jenis ikan)," ucapnya.
Rupanya Presiden meminta Yance menyebutkan lima provinsi yang ada di Indonesia. Yance kembali menjawab tantangan Jokowi dengan mantap. Sebuah sepeda pun jadi milik Yance. "Bagaimana, Mona sudah ketemu?" tanya Jokowi.
Lantaran sosok Mona yang dicari-cari tak kunjung datang, Presiden pun menutup sambutannya. "Kalau tidak ada, saya ucapkan Selamat Natal 2016," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
ADITYA BUDIMAN