TEMPO.CO, Jakarta - Perbaikan Jembatan Cisomang membuat kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi dan jalur alternatif naik. Asisten Vice President Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Dwimawan Heru mencatat, kenaikan lalu lintas kendaraan mencapai 10-15 persen di sekitar Jembatan Cisomang.
Dwimawan menyebutkan di sejumlah gerbang tol pengalihan tercatat ada kenaikan lalu lintas kendaraan. "Seperti di (gerbang tol) Sadang, Jatiluhur, Cikamuning, Padalarang," ucapnya melalui sambungan telepon, Senin, 26 Desember 2016.
Adapun lalu lintas kendaraan di sekitar gerbang tol masih terpantau lancar karena hanya kendaraan golongan I, seperti sedan, jip, pick-up atau truk kecil, dan bus, yang boleh melewati Jembatan Cisomang. Sejak pembatasan kendaraan berlaku Jumat, 23 Desember 2016, Jasa Marga memperbaiki jembatan setinggi 40 meter itu. "Kami minta maaf atas ketidaknyamanannya," ujar Dwimawan.
PT Jasa Marga memperbaiki Jembatan Cisomang selama tiga bulan. Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan ikut mengawasi pelaksanaan perbaikan jembatan itu. Perbaikan jembatan dilakukan dengan metode bore tail, yakni mengisi fondasi dengan semen dan beton bertulang dan terus melakukan grouting.
Teknik grouting, tutur Dwimawan, dilakukan dengan menyuntikkan campuran semen ke rongga pilar agar rekahan kembali menjadi padat. "Sejauh ini, yang direkomendasikan itu," katanya.
Selain kepadatan di titik gerbang tol, juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang Ervan, menyatakan lalu lintas di jalur alternatif, seperti jalan nasional dan arteri, ikut naik sebagai imbas pembatasan kendaraan di jalan tol. "Tapi kenaikannya tidak signifikan," ucapnya.
Ketua Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan Arie Murwanto berujar, kerusakan pada Jembatan Cisomang terjadi karena stabilisasi dasar fondasinya terganggu oleh gerusan sungai. Sungai Cisomang yang berada di hulu dan daerah curam tersebut memiliki debit air tinggi dan arus yang cepat.
Derasnya arus air membuat dasar fondasi jembatan bergerak sebesar 1,4 sentimeter. Karena Jembatan Cisomang memiliki tinggi 40 meter, pergerakan kecil tersebut menyebabkan atas pilar jembatan bergeser 57 sentimeter.
Jembatan Cisomang yang memiliki enam pilar ini baru berusia 12 tahun sejak beroperasi pada 2004. Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan menyatakan pergerakan dasar fondasi terjadi mulai 2012.
DIKO OKTARA | GHOIDA RAHMAH