TEMPO.CO, Banda Aceh - Pelaksana tugas Gubernur Aceh, Soedarmo, mengajak seluruh masyarakat di provinsi tersebut memetik pelajaran dari bencana tsunami 12 tahun lalu. Soedarmo menyampaikan hal itu dalam peringatan 12 tahun tsunami di Masjid Ulee Lheu, Banda Aceh, Senin, 26 Desember 2016.
“Momentum peringatan tsunami mendorong kita agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana,” katanya.
Baca Juga:
Menurut Soedarmo, sangat perlu mendorong masyarakat Aceh agar peduli terhadap kebencanaan. Apalagi Aceh termasuk salah satu wilayah yang terletak di kawasan rawan bencana. Hal itu dibuktikan dengan timbulnya bencana yang datang susul-menyusul setelah tsunami, seperti air bah dan tanah longsor di Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Pidie; banjir di kawasan pantai barat; serta gempa di Aceh Tengah pada 2013. “Dan baru saja kita rasakan adalah gempa 6,5 skala Richter yang melanda Pidie Jaya dan sekitarnya pada 7 Desember,” kata Soedarmo.
Akibat gempa Pidie Jaya, kata dia, sampai saat ini sekitar 85 ribu warga masih mengungsi di barak-barak karena rumah mereka tidak layak lagi ditempati. Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat, ujar dia, masih berupaya memulihkan kondisi dalam waktu dekat. Proses rehabilitasi dan rekonstruksi segera dilaksanakan.
Soedarmo juga mengingatkan, beberapa bencana yang melanda Aceh terjadi akibat kerusakan alam, yang berarti manusia juga turut berperan. Karena itu, dia mengajak semua pihak dapat menahan segala perbuatan yang berpotensi merusak alam dan lingkungan. “Mari jadikan momentum peringatan tsunami ini untuk melahirkan perilaku positif, lebih peduli menjaga alam lingkungan.”
Pengetahuan bidang kebencanaan, tutur Soedarmo, juga harus ditingkatkan agar upaya mitigasi bencana dapat dilakukan secara cepat, efektif, dan masif. “Saya mengimbau masyarakat Aceh di tingkat-tingkat kecamatan agar membentuk dan mengembangkan komunitas peduli bencana,” ucap Soedarmo.
Kendati Aceh berada di kawasan rawan bencana, Soedarmo meminta warga tidak panik. Sebab, jika pengetahuan kebencanaan warga telah cukup baik, upaya mitigasi bencana dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.
ADI WARSIDI