TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar, Ade Komarudin, menyatakan perjalanan karier politiknya di 2016 semakin indah. Kendati hanya menjabat selama sebelas bulan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ade menuturkan tak menyesal dengan pergantian kemarin. "Pergantian di DPR kemarin menjadikan makin indah perjalanan politik saya," kata Ade dalam acara refleksi akhir tahun, Jakarta, Ahad, 25 Desember 2016.
Pria yang akrab disapa Akom itu menceritakan sudah sejak sekolah menengah bercita-cita ingin menjadi seorang politikus. Oleh sebab itu, ia memilih untuk konsisten berada di jalur politik ke depannya.
Seperti diketahui, Akom memilih mengundurkan diri saat menjabat Ketua DPR. Pengunduran diri itu tak lama terjadi setelah ia mengikuti pemilihan Ketua Umum Golkar.
Posisi Akom kemudian digantikan oleh Setya Novanto yang sebelumnya juga pernah menjadi Ketua DPR. Pengunduran diri Akom tak lepas dari penilaian Mahkamah Kehormatan DPR yang memutuskan Akom telah melanggar etika.
Di balik tudingan pelanggaran etika oleh MKD, Akom menyatakan selama duduk di kursi Ketua DPR sudah banyak amanah yang dikerjakan. Salah satu yang terpenting ialah menggolkan Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak atau tax amnesty.
Bersama Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat itu, dan Olly Dondokambey, Akom menyatakan berjuang mensahkan RUU tax amnesty. Namun saat berupaya meloloskan RUU itu, ia mengaku malah mendapat tudingan miring. "Saya difitnah dapat uang untuk Munas Golkar," ucap Akom.
Kendati demikian, Akom mencoba tak menggubris tudingan itu. Ia berharap, ke depan para politikus bisa bersikap lebih elegan dan mengutamakan ide dalam berpolitik. "Saya berharap fitnah seperti itu tidak berkembang. Politik ide itu penting dikembangkan.”
ADITYA BUDIMAN