TEMPO.CO, Jakarta - Tiga calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta meramaikan acara peringatan atau haul wafatnya mantan Presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat, 23 Desember 2016. Para calon gubernur dan wakil gubernur hadir, kecuali Sandiaga Uno—yang menjadi calon wakil gubernur berpasangan dengan Anies Baswedan.
Presiden Joko Widodo, yang juga hadir, diminta memberi sambutan oleh tuan rumah. Di tengah-tengah sambutannya, Jokowi meminta para calon gubernur berdiri. "Saya absen dulu," kata Jokowi, yang disambut tepuk tangan hadirin. Secara bersamaan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan, dan Slyviana Murni berdiri.
Baca: Ikut Haul Gus Dur, Pria Ini Pakai Topi Santa
"Ya, begitu, yang rukun," ujar Jokowi, yang kembali dibalas dengan tepuk tangan hadirin. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan sosok Gus Dur mengajarkan pentingnya menjaga persaudaraan. Dia berharap para cagub pun bisa menjaga persaudaraan selama berlangsungnya pemilihan kepala daerah.
Gus Dur di mata Jokowi merupakan sosok yang patut diteladani. Presiden keempat Indonesia itu sangat lihai bersilaturahmi dengan berbagai kalangan. "Silaturahminya melampaui primordial," ucap Jokowi.
Baca: Sambutan Tuan Rumah di Haul Gus Dur
Presiden Jokowi lantas membayangkan bila Gus Dur masih ada saat ini. Menurut dia, cucu dari ulama besar Nahdlatul Ulama, Hasyim Asyari, itu bakal merasa gemas dan geregetan melihat situasi Indonesia yang marak dengan kekerasan dan aksi terorisme. "Gus Dur akan ingatkan bahwa Indonesia milik bersama, bukan golongan atau perseorangan," katanya.
Bahkan Jokowi hakul yakin Gus Dur bakal mengeluarkan komentar khasnya bila melihat masih banyak hal di Indonesia yang mestinya dipermudah tapi justru dipersulit. "Gus Dur akan bilang, ‘Gitu aja kok repot’," tuturnya. Para hadirin pun lagi-lagi bertepuk tangan.
Menurut putri Gus Dur, Yenny Wahid, makna di balik kalimat "gitu aja kok repot" merupakan implementasi dari ajaran fikih, yaitu yassiru wala tuassiru (permudahlah, jangan dipersulit).
ADITYA BUDIMAN