TEMPO.CO, Tasikmalaya - Demam om telolet om rupanya membawa dampak positif bagi sopir bus. Seorang sopir mengaku, klakson seperti itu, bisa membuat pikiran fresh dan happy saat berkendara.
"Lebih konsentrasi di jalan, fresh, hilangkan stres," kata Cahya, sopir Bus Budiman jurusan Tasik-Kp Rambutan Jakarta saat ditemui di Pooll Bus Budiman, Tasikmalaya, Kamis 22 Desember 2016.
Selain itu, klakson telolet membawa berkah tersendiri baginya. Biasanya, penumpang suka bertanya bus telolet jalan jam berapa. "Penumpang banyak yang cari bus telolet. Penumpang jadi bertambah," katanya sembari tersenyum.
Cahya mengaku, seperangkat klakson telolet itu diberi cuma-cuma oleh komunitas pehobi bus. Awalnya dia ditawari apakah busnya mau dipasangi telolet enggak. "Saya terima, lalu dipasang," katanya.
Jika membeli sendiri, satu set klakson telolet cukup mahal. Harganya bisa mencapai Rp 3,5 juta. "Banyak komunitas pehobi bus," ujar dia.
Lebih lanjut Cahya mengatakan, di sepanjang Tasikmalaya sampai Bandung cukup banyak remaja yang meminta membunyikan klakson telolet. Mereka bergerombol di pinggir jalan dan berteriak, "Om Telolet Om".
Dia mengaku tidak merasa terganggu dengan adanya remaja tersebut. "Senang saja. Bisa membuat anak-anak senang," kata dia.
Biasanya, menurut Cahya, remaja tersebut sudah tahu jadwal bus telolet melintas. Jadi saat bus melintas, mereka sudah siap di pinggir jalan. "Mereka ada yang teriak dan bawa kertas (bertuliskan Om Telolet Om)," katanya.
CANDRA NUGRAHA