Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orang Tua Ini Rawat 4 Anaknya yang Lumpuh Layu Puluhan Tahun

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Bima- Nasib buah hati pasangan Idris dan Kalisom asal Desa Rabakodo Kecamatan Woha tak seberuntung anak dari keluarga lainnya. Dari lima anak mereka, hanya satu yang tumbuh dewasa dengan kondisi fisik normal. Sementara empat anaknya yang lain semua dalam kondisi cacat karena menderita lumpuh layu.

Keempat bersaudara itu masing-masing bernama Bahrudin (45), Sahrudin (43), Jasman (41) dan Sriyati (35). Akibat keterbatasan fisik, membuat sebagian besar masa hidup mereka dihabiskan di atas kasur.

Namun, diusia yang kini tak lagi muda, keempatnya tak pernah putus asa dan kehilangan semangat hidup. Perjuangan sang Ibu dan keempat anaknya ini bahkan menjadi inspirasi banyak orang.

Ketua BPD Rabakodo, Agus Riawan berkunjung ke rumah Idris dan Kalisom pada, Selasa 20 Desember 2016, di Desa Rabakodo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

Tiba di depan pintu rumah, Kalisom,menyambut dengan hangat dan mempersilahkan masuk. Setelah berkenalan singkat, Agus diajak ke kamar anak pertama dan ketiganya, yakni Bahrudin dan Jasman. Keduanya dibaringkan bersebelahan dalam satu kamar, tetapi berbeda kasur.

Anak keduanya, Sahrudin berada di kamar terpisah tepat di samping mereka. Sedangkan Sriyati, anak kelima berada di ruangan tamu. Persis dari arah pintu masuk rumah menghadap ke utara gang agar merasakan cukup sinar dan udara segar.

Bahrudin dan Jasman yang sebenarnya lebih banyak bercerita saat diwawancara.Meski dalam posisi berbaring, keduanya memulai pembicaraan. Mereka rupanya mengenal banyak orang dari berbagai kalangan melebihi orang dengan fisik normal. Bahkan, satu persatu keduanya hafal betul dan menyebutkan semua tamu yang pernah berkunjung sehingga membuat kami takjub.

Kalisom yang mendampingi anak-anaknya hanya tersenyum melihat keheranan kami. Setelah itu Ia mulai bercerita bahwa penyakit yang diderita keempat anaknya sebenarnya bukan bawaan sejak lahir. "Dulu mereka tidak seperti ini sejak lahir sehat,"kata dia.

Bahrudin anak tertua, mengalami lumpuh sejak usianya sekitar 10 tahun. Bahkan, kala itu anaknya sempat mengenyam pendidikan hingga kelas tiga sekolah dasar. “Kondisi fisiknya dulu sehat dan gemuk. Dia normal seperti anak-anaknya yang lain,” cerita Kalisom.

Begitu pula dengan Sahrudin, Jasman dan Sriyati. Ketiganya juga sempat tumbuh normal seperti anak kebanyakan. Ia sendiri heran, rata-rata saat usia keempatnya mulai memasuki sekitar 9 tahun ke atas gejala sakit mulai dirasakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hampir sama, gejala awalnya mereka mengalami demam tinggi, kemudian tiba-tiba dingin dan menggigil lalu sering pingsan selama berhari-hari. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengobati Bahrudin dan adik-adiknya. Mulai dari pengobatan medis berkali-kali hingga pengobatan tradisional, tetapi tidak membuahkan hasil.

“Kami juga pernah membawa berobat ke Mataram beberapa kali. Hasilnya tetap sama. Mungkin tak terhitung lagi berapa biaya yang kami keluarkan untuk pengobatan keempatnya,” kata Kalisom.

Sampai akhirnya, Bahrudin anak tertua menyerah dengan penyakit yang diderita bersama ketiga adiknya. Hingga kemudian Ia meminta kedua orangtuanya agar tidak lagi mengeluarkan uang untuk pengobatan dan menyimpannya untuk biaya merawat mereka di rumah.

Disinggung soal bantuan dari pemerintah, Kalisom tak memungkiri sudah banyak bantuan selama ini yang datang dari berbagai pihak, terutama pemerintah. Misalnya dari pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial mengirimkan bantuan dana untuk Bahrudin sekali setahun.

Namun Bahrudin mengaku, dua tahun terakhir bantuan dana itu mulai tersendat. Tahun lalu, Ia hanya mendapatkan kiriman sembako sedangkan tahun ini sama sekali tidak ada. “Biasanya memang dikirim setiap Bulan Oktober tiap tahun. Tapi sejak dua tahun tidak ada kiriman lagi. Kalau untuk adik-adik, dapat bantuan dana dari pemerintah provinsi tiga kali setahun,” kata Bahrudin.

Sementara dari pemerintah daerah melalui dinas sosial pernah dibantu tetapi tidak secara rutin. Mereka juga pernah diberikan bantuan kursi roda, tetapi hanya awal-awal saja dipakai sebelum kondisi fisik tidak terlalu parah seperti sekarang.

Karena itu, Kalisom berharap pemerintah daerah memperhatikan lagi kondisi keluarganya. Sebab pengeluaran untuk kebutuhan keempatnya anaknya cukup banyak setiap hari, tak mampu ditutupi dari pemberian anak keempat maupun suaminya.

Selain biaya makan dan minum, Ia juga harus mengeluarkan biaya tambahan bagi orang yang membantu mengangkat anaknya setiap hari saat keperluan ke kamar mandi hingga buang air. “Saya ikhlas menerima semua ini dan tetap merawat semua anak saya dengan penuh kasih sayang,” ujarnya.
AKHYAR M NUR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pemerintah Kota Bima Gelar Festival Haflah Al Quran dan Istighosah

18 Juli 2023

Pemerintah Kota Bima Gelar Festival Haflah Al Quran dan Istighosah

Tujuan Pemerintah Kota Bima bagaimana membumikan Al Quran.


Sejumlah Gejala Penyakit Merebak, Masyarakat Diminta Waspada

14 April 2023

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.
Sejumlah Gejala Penyakit Merebak, Masyarakat Diminta Waspada

Masyarakat dan para tenaga kesehatan diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan tetap menjaga kesehatan secara berkesinambungan.


Anies Baswedan Kenakan Topi Sambolo, Begini Makna Penutup Kepala Khas Kota Bima

1 Februari 2023

Anies Baswedan mengenakan topi khas Bima, yakni Sambolo. Instagram/aniesbaswedan
Anies Baswedan Kenakan Topi Sambolo, Begini Makna Penutup Kepala Khas Kota Bima

Anies Baswedan mengunjungi Kota Bima, Nusa Tenggara Barat mengenakan topi sambolo. Apa makna pakaian adat tradisional ini?


Mobil Rombongan Jokowi Sempat Dihadang Kader PDIP, Polisi: Ingin Bertemu Presiden

29 Desember 2022

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Pasar Sila, Kota Bima, NTB, 29 Desember 2022. Tempo/ Akhyar
Mobil Rombongan Jokowi Sempat Dihadang Kader PDIP, Polisi: Ingin Bertemu Presiden

Kader PDIP Kota Bima NTB yang ingin bertemu Presiden Jokowi sempat menghadang rombongan kendaraan orang nomor satu di RI itu. Berjalan kondusif.


Wali Kota Bima Bantu Warga Kelurahan Dodu

29 Oktober 2021

Walikota Bima Silaturahim dan Beri Bantuan Kelurahan Dodu
Wali Kota Bima Bantu Warga Kelurahan Dodu

Dodu merupakan wilayah yang menjadi sentra tumbuhnya dan terpeliharnya mata air, sehingga perlu dijaga dengan kebijakan tertentu.


Ketua Dekranasda Kota Bima Serahkan Bantuan Benang untuk Kelompok Tenun

28 Oktober 2021

Ketua Dekranasda Serahkan Bantuan Kelompok Tenun Rabadompu Barat
Ketua Dekranasda Kota Bima Serahkan Bantuan Benang untuk Kelompok Tenun

Selama tiga tahun Dekranasda telah membagikan benang kepada 11 kelurahan di Kota Bima yang menjadi sentra-sentra kerajinan tenun.


Walikota Bima Lantik Pengurus Pramuka

27 Oktober 2021

Walikota Bima Lantik Majelis Pembimbing Pengurus dan LPU Kwarcab Pramuka
Walikota Bima Lantik Pengurus Pramuka

Lewat Pramuka, generasi muda senantiasa ditimba dengan berbagai bekal, membentuk pribadi mandiri, memiliki moralitas yang tinggi dan bertanggungjawab serta tolong menolong.


MCP Kota Bima Terus Meningkat

26 Oktober 2021

MCP Kota Bima Terus Meningkat

Tahun 2020 Pemkot Bima masuk dalam lima besar rata-rata se-Provinsi NTB dengan skor 82,74 persen. KPK diharapkan memberi masukan untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah.


Wali Kota Bima Serahkan Bantuan Korban Kebakaran Desa Naru Barat

15 Oktober 2021

Walikota Bima Menyerahkan Bantuan Pada Korban Kebakaran di Desa Naru Barat
Wali Kota Bima Serahkan Bantuan Korban Kebakaran Desa Naru Barat

Kehadiran pemerintah Kota Bima tentu dapat meringankan beban korban kebakaran di desa Naru Barat.


Dinas Kominfotik Kota Bima Gelar Bimtek KIM

13 Oktober 2021

Dinas Kominfotik Kota Bima Gelar Bimtek KIM

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) membangun informasi komunikasi dari unsur masyarakat, dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.