TEMPO.CO, Madiun - Isak tangis mengiringi kedatangan jenazah Pembantu Letnan Dua (Pelda) Agung Sugihantono, 39 tahun, saat tiba di rumah duka di Kelurahan Mranggen, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin, 19 Desember 2016.
Agung merupakan korban tewas jatuhnya pesawat Hercules C-130 A-1334 milik TNI Angkatan Udara di sekitar Gunung Lisuwa, Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Minggu pagi, 18 Desember 2016.
Tubuh Diyem, 62 tahun, ibu Agung, sempat roboh ketika jenazah anak bungsunya itu baru disemayamkan di rumah duka. Ia tak kuat menahan duka. Sejumlah kerabat akhirnya membawa perempuan itu masuk kamar.
Hal yang sama dialami Linda Lidya, 39 tahun, istri Agung. Meski tidak pingsan, tatapan matanya kosong ketika jenazah suaminya disemayamkan dan dimakamkan.
Sedangkan Sumiran, 76 tahun, ayah Agung, terlihat tabah menghadapi musibah yang menimpa anaknya. "Kami ikhlas. Sebab, setiap kali di atas (terbang), Agung selalu pamitan meninggal. Ini risiko menjadi TNI," ujar bapak dari enam anak ini.
Namun Sumiran tidak menyangka kematian Agung begitu cepat. Sabtu pekan lalu, Agung sempat menghubungi ayahnya dan menyampaikan hendak ke Magetan bersama dua anak dan istrinya saat musim liburan sekolah. "Waktu masih di Timika, dia menelepon dan bilang membelikan madu untuk saya dari Irian," tutur Sumiran.
Hercules C-130 yang membawa 12 kru, termasuk pilot, jatuh saat penerbangan dari Timika menuju Wamena pada Minggu, 18 Desember 2016, sekitar pukul 06.05 WIT. Pesawat itu direncanakan tiba pukul 06.13 WIT. Penerbangan tersebut dalam rangka peningkatan kompetensi dari kopilot menjadi kapten pilot.
Sebelum jatuh, pesawat terakhir kali kontak dengan tower Bandara Wamena pada pukul 06.02 WIT. Pada pukul 06.08 WIT, pesawat ini dapat dilihat dari tower Bandara Wamena ketika akan mendarat. Tapi, semenit kemudian, pesawat hilang kontak dengan tower.
Hendri Yuli Hartono, kakak Agung, mengatakan almarhum meninggalkan istri bernama Linda Lidya, 39 tahun, dan dua anak. Anak pertama Agung duduk di bangku kelas IV sekolah menengah pertama, sedangkan anak keduanya baru kelas III sekolah dasar.
NOFIKA DIAN NUGROHO