TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin memastikan MUI tidak meminta Front Pembela Islam melakukan sosialisasi fatwa atribut Natal diikuti dengan razia. MUI menegaskan tidak menghendaki adanya razia.
"Razia tidak masuk pertimbangan Majelis Ulama Indonesia," ujar Ma'ruf saat ditemui seusai sosialisasi desain terbaru uang rupiah di Bank Indonesia, Senin, 19 Desember 2016.
FPI melakukan sosialisasi fatwa MUI tentang larangan muslim menggunakan atribut Natal pada akhir pekan lalu. Hal itu membuat resah sejumlah pihak karena tertulis kata sweeping pada pemberitahuan sosialisasi yang beredar.
Baca juga:
Kapolri Tito Janji Tindak Tegas Sweeping Atribut Agama
Jokowi Perintahkan Polisi Tindak Tegas Ormas Pelaku Sweeping
Meski begitu, kegiatan itu tidak berakhir seperti yang ditakutkan, yaitu kekerasan atau razia. Di Surabaya, misalnya, aksi berjalan lancar karena dikawal ketat 200 polisi dari unit Sabhara, Dalmas, dan Brimob Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Ma'ruf melanjutkan, kemungkinan razia bisa diminimalkan apabila fatwa itu langsung diaplikasikan. Dengan begitu, tidak perlu ada sosialisasi-sosialisasi yang berpotensi berujung razia.
"Kami minta pihak keamanan dan perusahaan langsung merespons itu dengan baik. Langsung diaplikasi saja. Seperti di Bekasi, saya lihat pada merespons," kata Ma'ruf.
Saat ditanya kenapa baru sekarang mengeluarkan fatwa itu, Ma'ruf menyatakan hal itu karena desakan masyarakat. Selain itu, fatwa tersebut memang sudah lama direncanakan. "Banyak permintaan dari masyarakat. Ada keluhan dan desakan. Ya, akhirnya keluar fatwa itu."
ISTMAN M.P.
Simak pula:
Dua Terduga Teroris yang Ditangkap di Solo Jaringan Solihin
Ini 4 Masalah yang Dirisaukan Menteri Tjahjo Kumolo