TEMPO.CO, Madiun - Satu dari 12 korban meninggal akibat jatuhnya pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara di sekitar Gunung Lisuwa, Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, berasal dari Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Dia adalah Pembantu Letnan Dua Agung Sugihantono, 39 tahun, yang bertugas sebagai load master II. Agung merupakan anggota Skadron 32 Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Malang. "Jenazah akan tiba di rumah duka malam ini," kata Kepala Urusan Penerangan Pasukan Umum, Lanud Iswahjudi, Magetan, Mayor Sus Tamsir, Ahad, 18 Desember 2016.
Rumah duka salah satu korban pesawat jenis C-130 dengan kode penerbangan A-1330 Hsa ini berada di Kelurahan Mranggen, Kecamatan Maospati, Magetan. Di tempat itulah, orang tua almarhum, Sumiran, 76 tahun, dan Diyem (62), bersama anggota keluarga lain menunggu kedatangan jenazah.
Hendri Yuli Hartono, kakak Agung, mengungkapkan pihak keluarga ikhlas menerima musibah tersebut. Mereka berharap jenazah almarhum cepat tiba di rumah duka untuk dikebumikan di tempat pemakaman umum Kelurahan Mranggen. "Insya Allah besok pagi dimakamkan," ujar Yuli kepada Tempo.
Menurut dia, berita duka itu diterima keluarga dari anggota Lanud Iswahjudi pada Ahad pagi. Diyem, ibu Agung, awalnya sempat syok. Perempuan itu sempat mengurung diri dalam kamar ditemani beberapa kerabat. "Sekarang sudah normal," ujar Hendri. Dia menyatakan persemayaman almarhum telah dipersiapkan.
Agung, ia melanjutkan, meninggalkan istri bernama Linda Lidya, 39 tahun. Selain itu, almarhum meninggalkan dua anaknya yang masih duduk di kelas 3 sekolah menengah pertama dan kelas 3 sekolah dasar.
Pesawat Hercules yang salah satunya diawaki Agung itu mengangkut bahan makanan dan sejumlah material lain. Pesawat itu berangkat dari Timika pada Ahad pagi pukul 05.35 WIT dan diperkirakan tiba di Wamena pukul 06.13 WIT.
Sebelum jatuh, pesawat sempat kontak dengan tower Bandara Wamena pukul 06.02 WIT. Pada pukul 06.08 WIT, pesawat ini dapat dilihat dari tower Wamena saat akan mendarat. Namun semenit kemudian hilang kontak dengan tower.
NOFIKA DIAN NUGROHO