TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia terus melacak aliran dana jaringan Muhammad Bahrunna’im Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim, salah satu pemimpin Khatibah Nusantara. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan Bahrun Naim mendanai rencana teror bom panci dengan model penggalangan dana lewat Internet.
Bom panci ini terungkap setelah kelompok Muhammad Nur Solihin ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror di Bekasi, akhir pekan lalu. "Semua alirannya itu akan dideteksi dan dijadikan bahan penyidikan," kata Boy di kantornya.
Sejauh ini, menurut Boy, pembiayaan kelompok Solihin oleh Bahrun Naim dilakukan lewat transfer dana dari luar negeri senilai Rp 1-8 juta lewat Internet. Transaksi tersebut diduga kuat menggunakan sejumlah nama orang lain. "Bisa pekerja di luar negeri, atau perantara yang berada di negara lain," ujarnya, akhir pekan lalu.
Kepala Densus 88 Antiteror Brigadir Jenderal Eddy Hartono mengatakan timnya sedang menyelidiki sejumlah akun pembayaran online PayPal. "Kami masih melakukan pendalaman," ujarnya. PayPal adalah jenis alat pembayaran virtual yang bisa digunakan untuk transaksi oleh seluruh pengguna Internet dari negara mana saja.
Hal yang sama sedang dilakukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Wakil Ketua PPATK Dian Ediana Rae menjelaskan, lembaganya akan melacak aliran dana dari Bahrun Naim yang ada kemungkinan menggunakan akun PayPal. "Kami bekerja sama dengan badan intelijen keuangan lain di seluruh dunia. Jadi, dana datang dari mana saja, pasti bisa kami deteksi," kata Dian.
Seorang penegak hukum mengungkapkan, penggunaan PayPal oleh Bahrun Naim sebelumnya telah terlacak dalam pendanaan teror bom di Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta, Jawa Tengah, 4 Juli lalu. Kala itu, Bahrun Naim mengirim dana via akun PayPal seseorang di Sukabumi yang kemudian mendistribusikan secara berantai hingga bahan peledak diperoleh oleh pelaku teror Nur Rochman.
Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan pendanaan melalui akun PayPal sebagai salah satu metode baru di jaringan ISIS. Bahrun Naim, kata Chaidar, kemungkinan besar terilhami model pembayaran ini dari jaringan ISIS di Amerika Serikat. "Selain PayPal, Bahrun juga bisa memanfaatkan e-Bay dan beberapa cara transaksi lain," kata Al Chaidar.
Menurut Al Chaidar, metode pembayaran lama, seperti transfer bank, sudah ditinggalkan jaringan ISIS menyusul semakin ketatnya perbankan. Modus menitipkan uang kepada tenaga kerja Indonesia atau via remitansi juga kerap terbongkar kepolisian. "Karena dianggap cukup aman, transaksi via PayPal juga dilakukan jaringan ISIS di negara lain," katanya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Rikwanto mengatakan kuat dugaan Bahrun Naim dia diyakini berada di Suriah hingga sejak tahun lalu memperoleh pendanaan dari komunitasnya di sejumlah negara. Meski demikian, kata Rikwanto, Polri belum berkepentingan untuk mencari pemodal kelompok Bahrun Naim.
MITRA TARIGAN | MUHAMMAD KURNIANTO