TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti pola-pola perekrutan teroris, Al Chaidar, menyatakan sel Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia telah mengalihkan pola perekrutan teroris dengan menyasar anak balita. Caranya, menikahi perawan atau janda, lalu mendidik anak mereka menjadi teroris. "Perempuan dijadikan pabrik anak oleh mereka," katanya, seperti dilansir Koran Tempo edisi Jumat, 16 Desember 2016.
Menurut Al Chaidar, menyasar bayi merupakan modus baru. Anggota ISIS, ucap dia, sebetulnya penganut Islam Salafi Sururi, yang monogami. Namun prinsip cukup beristri satu itu berubah. "Sejak 2014, mereka berpoligami," ujarnya. Dengan punya istri banyak, para teroris akan menjadikan mereka prajurit.
Baca juga: Rekrutmen Calon Teroris Sasar Kampus dan Perkantoran
Selain menyasar bayi, ISIS mengincar anak usia dini untuk dididik dengan paham radikalisme. Al Chaidar menduga sudah banyak sekolah radikal di Indonesia. Dia pernah menemukan sekolah dengan ajaran terorisme ini di pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar di Depok pada 2013. "Ada empat sekolah yang mengajarkan gerakan radikal ini di Depok, tapi saya baru mendatangi satu sekolah," tuturnya.
Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian RI Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan timnya sempat mendengar kabar bahwa ada pola rekrutmen menikahi para wanita untuk diambil bayinya. Polisi, ucap dia, masih menggali informasi tersebut. "Kami sedang mendalaminya," ujarnya.
Baca: Kapolri Siap Dicopot Bila Kasus Bom Bekasi Terbukti Rekayasa
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Irfan Idris, mengakui banyak cara perekrutan yang dilakukan ISIS. Ia mengkonfirmasi penelitian Chaidar tentang modus mendidik teroris sejak bayi dengan menikahi perempuan yang diceraikan atau ditinggal wafat suaminya. “Dengan menikahi janda, status perempuan itu bisa kembali terangkat,” tuturnya.
MITRA TARIGAN | EKO ARI