TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan saat ini masyarakat Indonesia sudah sadar akan bahaya bencana tsunami. Belajar dari pengalaman gempa dan tsunami di Aceh pada 2004, Kalla menilai sistem peringatan dini sudah berjalan. "Sekarang kalau ada gempa warga (pesisir) lari ke atas (dataran tinggi)," ucapnya di acara World Tsunami Awareness Day di Jakarta, Kamis, 15 Desember 2016.
Meski demikian, upaya membangun kesadaran akan bencana gempa dan tsunami harus terus dilakukan. Masyarakat, ucap Kalla, mesti diberikan pendidikan dan pengetahuan ihwal peringatan dini atas bencana alam.
Oleh sebab itu, Kalla menyambut baik ditetapkannya Hari Kesadaran Tsunami Dunia (World Tsunami Awareness Day). "Ini penting untuk melaksanakan program bersama dunia untuk pendidikan dan pelatihan," kata Kalla.
Baca: Dibawa Densus ke Jakarta, Wanita Ini Takbir 'Allahuakbar'
Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 5 November sebagai Hari Tsunami Sedunia. Penetapan ini bertujuan menyadari pentingnya pemanfaatan peringatan dini dan pengetahuan lokal terhadap bencana. Dalam sidang umum PBB di New York, Amerika Serikat beberapa waktu lalu disampaikan semua negara afiliasi diminta mematuhi Hari Tsunami Dunia.
Kalla berharap penetapan Hari Tsunami Dunia membuat semua orang lebih sadar dan waspada akan peringatan dini. Menurut dia, gempa atau tsunami tidak membunuh manusia, tapi justru bangunanlah yang dianggap bermasalah. "Makanya harus ada perhatian besar," kata dia.
Dalam acara itu, Pemerintah Jepang memberikan bantuan bagi korban gempa yang terjadi di Aceh. Pemerintah Jepang memberikan 500 tenda yang rencananya akan diberikan hari ini ke lokasi-lokasi gempa di Aceh.
ADITYA BUDIMAN