TEMPO.CO, Ternate - Aktivitas Gunung Gamalama Ternate, Maluku Utara, terus meningkat. Gempa tremor dengan kekuatan 10 milimeter terpantau sejak Jumat, 8 Desember 2016.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Gamalama Ternate Darno Lamane mengatakan, berdasarkan data yang diterima, peningkatan Gamalama dipengaruhi gempa vulkanis yang terjadi sepekan terakhir. Meski demikian, masyarakat masih dapat beraktivitas seperti biasa. Kondisinya masih aman.
"Statusnya masih waspada level II, tapi kami tetap mengimbau masyarakat tidak mendekati kawah gunung hingga radius 3 kilometer," ucap Darno yang dihubungi Tempo, Ahad, 11 Desember 2016.
Seiring dengan peningkatan aktivitas Gamalama, ujar Darno, pihaknya telah mengeluarkan imbauan untuk menutup sementara jalur pendakian ke puncak gunung tersebut. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi jatuhnya korban jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.
"Rekomendasinya sudah kami sampaikan kepada pemerintah daerah, dan saat ini kami terus memantau aktivitas Gamalama," tutur Darno.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman mengatakan Pemerintah Kota Ternate telah menyiapkan tim reaksi cepat bencana untuk mengantisipasi dampak peningkatan aktivitas Gamalama. "Yang pasti semua sudah saya instruksikan untuk siap. Kami juga selalu membangun komunikasi dengan pos pengamatan setiap saat," kata Burhan.
Gamalama merupakan satu dari lima gunung api di Maluku Utara. Gunung yang memiliki ketinggian 1.715 meter di atas permukaan air laut ini merupakan gunung api stratovolcano kerucut dari Pulau Ternate.
Sedikitnya 300 ribu penduduk tinggal di kaki Gunung Gamalama. Pada Desember 2015, Gamalama mengeluarkan asap tebal, sehingga Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate, sempat ditutup selama sepekan.
BUDHY NURGIANTO