TEMPO.CO, Bekasi - Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota mengevakuasi belasan keluarga yang tinggal di komplek indekos di Jalan Bintara 8, Bintara Jaya, Kota Bekasi, tempat ditemukan sebuah bom dengan daya ledak tinggi. "Lokasi masih disterilkan," kata Kepala Polres Metro Bekasi Kota, Komisaris Besar Umar Surya Fana, Sabtu malam, 10 Desember 2016.
Menurut dia, sterilisasi untuk mengantisipasi dampak dari bom setelah diledakkan oleh petugas di dalam kamar kos nomor 104 lantai dasar. Soalnya, kata dia, bom tersebut dirakit dengan bahan cukup berbahaya, namun tim Gegana sudah menjinakkannya. "Kami akan lihat efeknya sampai dengan besok," kata dia.
Karena itu, kata dia, belasan keluarga yang indekos di sana diminta untuk pergi dulu. Ada dua tempat indekos yang letaknya bersebelahan. Indekos yang ditempati terduga teroris berjumlah 14 kamar, sedangkan satu tempat indekos di sebelahnya, berjumlah sekitar 20 pintu. "Penghuni diperbolehkan masuk hanya mengambil barang," kata Umar.
Ia mengatakan, polisi telah memastikan titik aman di luar lingkungan indekos. Sehingga, warga boleh beraktivitas di luar sekitar indekos tersebut. Sebelum bom diledakkan, kata dia, warga dievakusi menjauh hingga radius lebih dari 100 meter. "Bom sudah dijinakkan dan diledakkan," kata dia.
Meski dijinakkan, kata dia, ledakan masih terdengar cukup keras. Bahkan material sempat menyebar ke keluar. Padahal, tim Gegana sudah memasang berbagai peralatan sebagai peredam untuk mengantisipasi dampak terparah dari ledakan bom seberat 3 kilogram tersebut.
Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga orang terduga teroris di sebuah rumah kos di Jalan Bintara Jaya VIII, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Sabtu, 10 Desember 2016. Mereka ialah Nur Solihin, Agus Supriyandi, dan seorang perempuan, Dian Yulia Novi.
ADI WARSONO