TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pengungsi di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Nanggoroe Aceh Darussalam berjumlah 45.329 jiwa. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan para pengungsi itu masih membutuhkan bantuan tenda, terutama tenda keluarga.
Menurut Sutopo, kebanyakan para pengungsi tak tinggal lama di tenda yang disediakan. Sebagian besar memilih kembali ke rumah untuk membersihkan dan menyelamatkan barang-barang. Tak jarang, pengungsi itu memilih tinggal di lokasi sekitar rumah.
"Tipikal masyarakat kita, pengungsi gempa tidak mau berlama-lama di tenda pengungsian," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Sabtu, 10 Desember 2016.
Menurut Sutopo, sebagian pengungsi lebih senang tinggal di lokasi yang dekat dengan rumahnya. Sehingga, bantuan tenda banyak dibutuhkan.
Berdasarkan informasi yang diterima tim tanggap darurat dari masyarakat, masih ada sekitar 700 warga di tiga dusun yang berbatasan dengan kecamatan Tringgadeng, Kabupaten Pidie Jaya, yang belum mendapatkan bantuan tenda.
Dari total 45.329 jiwa, sebanyak 43.613 jiwa mengungsi di Pidie Jaya. Sedang sebanyak 1.716 orang mengungsi di Bireun. Sutopo mengatakan jumlah pengungsi hingga hari ini bertambah dari hari sebelumnya. "Penambahan ini karena pendataannya lebih baik dan pendataan masih terus dilakukan."
Sutopo menambahkan data pengungsi seringkali fluktuatif. Pada malam hari, pengungsi sering bertambah. Namun, pagi sampai sore sering berkurang.
Adanya perbedaan data pada siang dan malam itu, kata Sutopo, karena masyarakat masih suka kembali ke rumahnya pada siang hari untuk melihat kondisi. Pada siang hari, sebagian masyarakat kembali untuk membersihkan rumah. Bahkan beberapa ada yang melakukan aktivitas sehari-hari. "Sehingga pada siang hari di pos-pos pengungsian tidak seperti jumlah pada malam hari," kata dia.
Hingga hari keempat pasca gempa, BNPB mencatat ada 157 ruko, 11.668 rumah, 64 masjid, dan 88 musala yang rusak. Rata-rata kerusakan, kata Sutopo, terjadi pada batas pondasi. "Bangunan yang rusak tadi belum dibangun sesuai dengan bangunan tahan gempa. Terutama rumah."
MAYA AYU PUSPITASARI