INFO MPR - Dialog MPR Rumah Kebangsaan kembali digelar. Acara ini berlangsung di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Selasa, 6 Desember 2016. Dua narasumber dari pimpinan kelompok anggota DPD di MPR, Abdurrahman Bahasyim dan Akhmad Muqowam, membahas tentang Penguatan Partisipasi Politik Masyarakat.
Abdurrahman mengatakan, pascareformasi, Indonesia mengalami perkembangan proses demokrasi yang sangat cepat. Meski demikian, tingkat kesejahteraan masyarakat seolah berhenti. Angka kemiskinan, pengangguran, dan tingkat kesejahteraan sosial tidak berkurang.
Selain itu, biaya-biaya politik di Indonesia meningkat karena money politic berkembang sangat subur. Pada saat bersamaan, masyarakat juga berfikir pendek. Mereka memperjualbelikan suaranya kepada calon yang mau memberi uang.
Alhasil, banyak anggota DPR hingga pimpinan daerah tidak berkualitas serta tidak cakap dalam membangun. Masyarakat semakin enggan berhubungan dengan dunia politik.
"Pada saat yang sama, media juga terbelah sesuai aspirasi politiknya. Ini makin membosankan bagi masyarakat dan membuat mereka makin jauh dari realitas politik", ujar Abdurrahman.
Muqowam menuturkan masyarakat lelah melihat praktek politik dalam pemilu yang dilakukan berulang-ulang, tapi tidak menghasilkan kemajuan. Masyarakat tidak juga kunjung sejahtera, padahal presiden, gubernur, bupati, wali kota, termasuk anggota DPR, sudah berganti orang.
Karena itu, ada dua pekerjaan yang harus dikerjakan, yakni pembangunan politik dan pembangunan hukum. Bagaimana dunia politik mampu menciptakan pemimpin yang bisa menyejahterakan, serta hukum yang tidak tebang pilih, bukan tumpul ke atas dan tajam ke bawah. (*)