TEMPO.CO, Depok - Tim Disaster Victim Identification telah mendatangi rumah Ajun Komisaris Budi Waluyo, pilot pesawat tipe M-28 Sky Truck yang jatuh di perairan Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Tim DVI akan mengambil sampel deoxyribonucleic acid (DNA) keluarga Waluyo.
Sampel DNA dari keluarga Waluyo itu akan dicocokkan dengan DNA jenazah korban pesawat jatuh yang telah ditemukan. Dwi Susanto, adik pilot pesawat nahas tersebut, mengatakan, pada Minggu sore, 4 Desember 2016, dokter dari kepolisian telah mengambil sampel DNA dari mulut dan sidik jari Dwi dan anak Waluyo.
“Tim akan mencocokkannya dengan DNA jenazah yang ditemukan. Kemarin yang diambil saya dan anaknya,” kata Susanto di rumah duka di Perumahan Kencana Asri Residence Blok C1 Nomor 7 RT4 RW3 Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Senin, 5 Desember 2016. “Aksesori dan ciri-ciri Waluyo juga ditanyai.”
Susanto menuturkan keluarga tidak menyangka Waluyo yang membawa pesawat tersebut. Sebab, menurut dia setiap Sabtu dan Minggu biasanya Waluyo selalu libur.
Keluarga baru tahu Waluyo menjadi pilot pesawat tersebut dari berita di media massa, Sabtu sore, 3 Desember 2016. “Kami sangat tidak menyangka. Apalagi sampai sekarang belum diketahui keberadaannya,” ujarnya.
Menurut Susanto, Waluyo sudah bercita-cita menjadi pilot sejak tamat SMP. Selepas menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP, kakaknya melanjutkan sekolah penerbangan di SMK Penerbangan Adi Soemarmo Solo.
Setelah lulus dari sekolah penerbangan, Waluyo melanjutkan ke pendidikan calon bintara Polri, lalu mengikuti pendidikan Calon Perwira Polri. Bahkan pangkat ajun komisaris baru didapatkan tiga bulan lalu. “Cita-cita menjadi pilot memang sejak kecil,” ucap Susanto.
Ia menambahkan, Waluyo juga mempunyai cita-cita ingin menerbangkan pesawat Boeing 737. “Cita-citanya mau menerbangkan pesawat komersial Boeing 737 milik Garuda.”
IMAM HAMDI