TEMPO.CO, Depok – Istri Sri Bintang Pamungkas, Ratna Lia Sri Bintang, terkejut saat Jumat pagi, 2 Desember 2016, pukul 06.00 WIB, petugas satpam perumahan mengetuk pintu rumahnya di kawasan Cibubur. Satpam datang membawa polisi dari Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk menjemput suaminya.
Sri Bintang dituduh hendak melakukan makar terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kalla. Polisi berpakaian sipil datang dengan surat perintah penangkapan saat Sri Bintang sedang meminum kopi di rumah.
Sekitar pukul 06.30 WIB, Sri Bintang dibawa polisi yang datang ke rumahnya. “Polisi bilang mau dibawa ke Polda Metro. Tapi pukul 06.55 suami saya beri pesan terakhir bahwa dia dibawa ke Mako Brimob Kelapa Dua,” ujarnya. “Itu sudah pembohongan.”
Ratna menuturkan, sebelum ditangkap, ada negosiasi antara polisi dan suaminya. Soalnya, Sri Bintang bingung atas penangkapan tersebut.
Polisi memberikan surat perintah penangkapan langsung ke suaminya. Namun, saat ia hendak melihat isi surat tersebut, polisi tidak memberikannya. “Suami saya hanya bilang: saya mau ditangkap. Surat penangkapan diminta tidak diberikan,” ujar Ratna.
Namun, saat ia mempertanyakan penangkapan tersebut, polisi hanya menyatakan penjelasan akan diberikan di kantor. “Begitu saya mau masuk ke Mako Brimob, sampai sekarang masih dilarang,” ujarnya.
Dari informasi yang Ratna dengar, suaminya ditangkap atas dugaan percobaan makar kepada pemerintah yang tertuang di pasal 107 KUHP. Tapi tidak ada bukti yang kuat dari penangkapan tersebut.
Ratna menjelaskan, Kamis, 1 Desember 2016, suaminya hanya mendatangi gedung DPR, MPR, dan Markas Angkatan Darat untuk melayangkan surat pencabutan mandat Presiden Jokowi-JK.
Selain itu, suaminya meminta pemerintah kembali ke Undang-Undang Dasar 1945. “Kalau tidak kembali ke UUD 45, bangsa ini bisa dikuasai pendatang dari Cina,” ujarnya.
Menurut Ratna, tudingan upaya makar yang dilakukan oleh suaminya sangat tidak berdasar. “Kalau makar sembunyi-sembunyi dan pakai senjata. Mau makar pakai apa. Makar pakai korek api atau kembang api,” ujarnya. “Bapak berjanji tidak akan menjawab apa pun.”
IMAM HAMDI