TEMPO.CO, Bojonegoro - Puluhan pengungsi banjir di tempat penampungan Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur, mulai terserang penyakit gatal.
Banjir dari luapan Sungai Bengawan Solo yang terjadi sejak 26 November hingga hari ini, Jumat, 2 Desember 2016 mengakibatkan pengungsi kelelahan dan rentan terserang penyakit.
Di tempat pengungsian gedung serbaguna di Jalan KH Mas Mansyur, Ledok Wetan, Kota Bojonegoro, terdapat 458 warga. Dari jumlah itu, 36 di antaranya terjangkit gatal, 21 pusing-pusing, dan sisanya batuk.
Rata-rata pengungsi adalah perempuan berusia di atas 30 tahun. “Yang terbanyak gatal-gatal,” ujar petugas kesehatan, Nurul Azizah, di gedung serbaguna, Kamis sore, 1 Desember 2016.
Selain di gedung serbaguna, pengungsi dikonsentrasikan di tanggul sungai sepanjang Gang Matekram, Ledok Wetan. Di tempat pengungsian yang diisi 260 orang tersebut, warga juga mulai terserang gatal-gatal. “Ya, gatal-gatal,” kata Umi, warga di Jalan Matekram.
Untuk mengobati penyakit itu, Puskesmas Bojonegoro menerjunkan para bidan dan perawat ke titik-titik pengungsian. Tim kesehatan juga berkeliling di tanggul-tanggul, sekolah-sekolah, dan tempat-tempat yang digunakan sebagai lokasi pengungsian. “Ya, siapkan obat-obatan,” ujar Nurul Azizah.
Penyakit gatal dan batuk juga menyerang puluhan pengungsi di Kecamatan Rengel dan Soko, Tuban. Warga yang terserang penyakit diberi bantuan obat-obatan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban. “Rata-rata sakit gatal,” tutur Kepala BPBD Tuban Joko Ludiono.
SUJATMIKO